JAKARTA – Pemerintah melalui Badan Layanan Umum (BLU) Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan (P2H) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan meluncurkan Program Pinjaman Tunda Tebang Tanaman Kehutanan.
Program tersebut berupa pembiayaan atau kredit bagi para pemilik tanaman kehutanan dengan agunan berupa tegakan pohon yang mereka miliki. Program pembiayaan tersebut diharapkan dapat mencegah masyarakat menebang pohon yang masih berusia muda karena desakan ekonomi. Untuk mengakselerasi program tersebut, Pusat P2H menjajaki kerja sama dengan PT Sosial Bisnis Indonesia (SOBI) yang memiliki keahlian di bidang pemasaran hasil hutan yang berkelanjutan.
Baca Juga: Tidak Masuk Akal! Pengusaha Tolak Pemberlakuan SVLK
“Dengan mengikuti program ini, diharapkan selain produk kayunya menjadi legal dan diakui, peserta pinjaman bisa mendapat harga premium dan kejelasan pasar. Sehingga mereka bisa memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari pohon yang ditanam,” ujar Kepala Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan (Pusat P2H) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Agus Isnantio Rahmadi dalam keterangan tertulisnya.
Dia menambahkan, dengan program pembiayaan tersebut, petani akan terus berupaya menanam pohon sehingga hutan Indonesia khususnya hutan rakyat akan sustainable. Dengan ada dana pinjaman tersebut, petani diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ekonomi dengan tetap menerapkan prinsip keberlanjutan bagi pohon yang mereka miliki hingga usia layak tebang.
Baca Juga: Duh! Kalah dari China, Pangsa Pasar Kayu RI ke AS Baru 10%
Dalam menjalankan program pinjaman tersebut, Pusat P2H menggabungkan pendekatan bisnis dan pembangunan sosial untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan melalui kemitraan dengan koperasi dan usaha tani dengan berbasis sertifikasi forest stewardship council (FSC). Selanjutnya kerja sama juga dilakukan bersama perkumpulan Telapak yang terdiri atas aktivis, kelompok masyarakat, masyarakat adat, akademisi, pebisnis, petani, dan nelayan.
Mereka fokus pada bidang penguatan kapasitas masyarakat untuk mengelola sumber daya alam secara lestari. “Kerja sama tersebut merupakan bentuk nyata dari inclusive business dan apabila berkembang baik akan menjadi model bagi pemerataan pembangunan di Indonesia,” tambah Presiden Perkumpulan Telapak Silverius Oscar Unggul. Dia menambahkan, selama ini Telapak memiliki keahlian di bidang penguatan masyarakat hutan demi mewujudkan Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan bermartabat secara budaya.
(Yanto kusdiantono)
Follow Berita Okezone di Google News
(kmj)