"Ini mimpi besar kita untuk mengejar ketertinggalan, dan kalau pun kita capai Rp10.000 triliun, kita baru capai 65% marketing cap dibanding GDP, jadi masih tertinggal," ungkapnya.
Selain itu perkembangan negara Asia lainnya dikatakan Tito akan sangat menantang. Pasalnya pasar modal di negara Asia lainnya seperti Filipina juga Vietnam makin ketat dalam pencarian modal di pasar global.
"Dengan potensi yang besar serta kepercayaan investor yang besar, tahun depan akan jadi sangat challanging, karena di tingkat internasional persaingan mencari modal sangat brutal. Bagaimana Arab mulai bergerak, China mulai membuka diri, Filipina berkembang. Vietnam bahkan bersiap-siap membuka diri. Ini sangat challanging," pungkasnya.
(ulf)
(Rani Hardjanti)