"Namun untuk membangun jalur ini butuh biaya yang tidak sedikit dan APBN tidak sanggup memenuhinya. Kemudian ditawarkan pada swasta, hingga kini belum ada yang berminat," jelasnya.
Baca Juga: Bos Railink Temui Banyak Masalah Seputar Kereta Bandara Soetta, Apa Saja?
Barulah lanjut Djoko, pada saat itu PT KAI memilih untuk memakai jalur lama dengan memaki jalur Kereta Rel Listrik (KRL), sehingga biaya dibutuhkan pun lebih irit.
"Sementara PT KAI memiliih jalur yg berhenti di beberapa stasiun milik PT KAI dan menggunakan sebagian jalur KRL Jabodetabek milik mereka sendiri. Dihitung lebih irit dan lebih cepat terbangun," tutur dia.
(Martin Bagya Kertiyasa)