JAKARTA - Sektor pariwisata dan perdagangan online atau e-commerce diyakini akan menjadi sektor yang paling menyerap banyak investasi di 2018.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong memaparkan bahwa arus modal yang masuk ke e-commerce sangat gencar, sehingga berkontribusi pada arus modal masuk dan laju pertumbuhan investasi.
"Sektor e-commerce pertumbuhannya 60%-80% per tahun, pertumbuhannya saja. Kemudian pariwisata, investasi ke pariwisata itu pertumbuhannya 35%-45% per tahun," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1/2017).
Baca Juga: Wapres: Investasi Jangan Hanya di Pasar Modal, Tapi Fisik
Dengan melihat potensi tersebut, Tom menilai pemerintah perlu membenahi infrastruktur pendukung pariwisata, misalnya pengembangan bandara di destinasi wisata favorit. Pasalnya, kenaikan jumlah pengunjung bandara kadangkala tidak diimbangi dengan pengembangan infrastruktur.
"Pariwisata itu ada bottleneck misalnya destinasi tertentu yang pertumbuhannya 30% per tahun, terus bandaranya udah enggak memadai misalnya Manado itu perlu modifikasi run away. Kelompok yang pertumbuhannya 15% hingga 30% perlu modifikasi run away, supaya pesawat bisa masuk," ujarnya.
"Jadi perlu trobosan untuk benahi bottleneck bottleneck yang menghalang dari sektor sektor yang paling dinamis untuk bisa sepenuhnya merealisasi potensinya terutama pariwisata," lanjut dia.
Baca Juga: Asabri Alihkan Investasi 2018 ke Proyek Infrastruktur Pemerintah
Tom melanjutkan, untuk saat ini, porsi stock (saham) e-commerce masih kecil dibandingkan sektor lainnya. Akan tetapi, kontribusi terhadap pertumbuhan investasi cukup besar lantaran e-commerce dibanjiri dengan arus modal.
Ke depan, Tom menilai dengan adanya perkembangan teknologi digital, maka e-commerce makin digandrungi pemodal.
"Pertumbuhan invetasi di e-commerce 60%-80% per tahun meskipun stock kecil tapi pertumbuhannya luar biasa. Jadi kontribusi terhadap pertumbuhan sangat besar meskipun stocknya masih kecil," ujar dia.
Baca Juga: Menko Luhut Berharap Investasi dari Korsel Segera Cair
Selain dua sektor tersebut, investasi yang diprediksi bakal gencar di tahun 2018 adalah sektor jasa. Tom menyebut potensi sektor jasa yang paling besar adalah pendidikan.
"Makanya Bapak Presiden gencar mau menderegulasi, membuka sektor universitas, karena pasti banyak yang investasi dan banyak yang mau. Kalau umpanya enggak usah keluar negeri bisa dapat gelar dari universitas internasional, itu kan luar biasa," tukas dia.
(Dani Jumadil Akhir)