Baca juga: Menko Darmin: Kita Tidak Ingin Harga Beras Jadi Liar
Menurut dia, yang penting impor beras yang dilakukan tak merugikan petani. “Kalau nggak ada barang di Bulog, siapa yang jamin panen yang akan datang itu berlimpah. Kan belum tahu masih berbentuk tanaman, masih di lahan. Itu barang masih di sawah jangan dipandang sebagai buffer stock,” tukasnya.
Di penghujung tahun 2017 kemarin, Kementerian Perdagangan bersama Bulog rajin melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga, khususnya beras. Langkah tersebut diyakini bisa menahan harga yang melambung di akhir tahun akibat permintaan yang meningkat.
Baca juga: Selain Cipinang, KPPU Usul Tambah Pasar Induk Beras di 6 Wilayah
Namun, memasuki bulan kedua 2018, harga beras masih ternyata masih tetap tinggi. Permintaan yang tinggi tidak lagi menjadi faktor utama, lantaran pada faktanya suplai memang menipis. Kendati begitu, Kementerian Pertanian masih bersikukuh stok beras masih cukup, sementara panen sebentar lagi terjadi.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)