Share

BEI: IHSG Baru Krisis Jika Turun 10%

Ulfa Arieza, Okezone · Jum'at 09 Februari 2018 14:33 WIB
https: img.okezone.com content 2018 02 09 278 1857108 bei-ihsg-baru-krisis-jika-turun-10-HwScytkyb7.jpg Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)

JAKARTA - Bursa saham Indonesia berada dalam kondisi fluktuatif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa hari terakhir merosot hingga meninggalkan level 6.600.

Koreksi IHSG sejalan dengan pelemahan bursa saham dunia, lantaran adanya persepsi negatif dari pasar global karena sentimen tentang ketidakpastian ekonomi Amerika Serikat (AS).

Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia (BEI) Samsul Hidayat mengatakan, meskipun ada penurunan tapi belum memasuki kondisi kritis. Samsul menyebutkan, kondisi ini merupakan imbas dari mekanisme pasar saham.

"Artinya memang saya kira ini berfluktuasi. Memang enggak bisa dikhawatirkan, toh itu hanya merupakan mekanisme market," ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (9/2/2018).

Baca Juga: IHSG Terjun Bebas, Bos BEI: Investor Ketakutan Meningkatnya Inflasi AS

Samsul menjelaskan, yang menjadi konsentrasi dari investor adalah fundamental perekonomian dan kinerja emiten. Selain itu, fluktuasi pasar juga terjadi karena investor pasar modal bukan hanya investor domestik, namun juga investor global.

Dalam melakukan perdagangan, kata Samsul, investor global juga mempertimbangkan perekonomian negara dalam empertimbangkan portofolio. "Kalau misalnya mereka men-switch portfolio dari Indonesia, pindah ke produk lain, akan terjadi tekanan jual yang bisa sebabkan penurunan harga," jelas dia.

"Nah penurunan harga ini bagi sebagian orang adalah kesempatan untuk ambil. Jadi kalau misalnya kita harga enggak turun-turun, kapan mau beli? Kondisi kritis apabila dalam beberapa hari berturut-turut IHSG anjlok hingga 10%," tambahnya.

Mengacu kepada Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar Modal, Samsul menyebut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki kewenangan untuk mengentikan perdagangan sementara sebagai upaya stabilisasi.

Baca Juga: Bos BEI Sebut Pertumbuhan Saham Bergantung 2E, Apa Itu?

"Jika ada force majeure segala macam atau misalmya market turun sampe level yang telah ditetapkan, itu pun gunanya untuk menjaga stabilisasi marketnya," kata Samsul.

Sekadar informasi, bursa saham Indonesia terus terperosok pada penutupan sesi I hari ini. IHSG ditutup melemah 72,13 poin atau 1,1% ke 6.472,51. koreksi IHSg paling dalam terjadi pada Selasa, 6 Februari 2018, di mana IHSG jatuh 162,86 poin atau 2,47% ke 6.426,82.

Follow Berita Okezone di Google News

Sekadar informasi, menutup perdagangan sesi I, ada 77 saham menguat, 262 saham melemah, dan 87 saham stagnan. Siang ini, telah terjadi transaksi perdagangan mencapai Rp4,23 triliun dari 6,6 miliar lembar saham diperdagangkan.

Indeks LQ45 turun 13,3 poin atau 1,2% menjadi 1.089,78, Jakarta Islamic Index (JII) turun 11,38 poin atau 1,47% ke 763,71, indeks IDX30 turun 6,48 poin atau 1,07% ke 597,82 dan indeks MNC36 menurun 4,26 poin atau 1,13% ke 373,14.

Sektor penggerak IHSG seluruhnya memerah, dengan sektor industri dasar memimpin pelemahan turun hingga 2,21%. Posisi selanjutnya berada di sektor pertambangan yang turun 2,15%.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini