"Uji coba kita, pertama menggunakan lokomotif karena tekanannya lebih besar dari KRL (kereta rel listrik). Karena kita mau ukur stabilitas tanah, kita pilih yang paling besar, itu yang lokomotif. Terus Kemenhub (Kementerian Perhubungan) minta untuk juga coba pakai KRL. Oke kita ikuti coba pakai KRL dan hasilnya tetap aman," ujar dia.
Baca Juga: Komentar Penumpang KA Bandara Pasca-Underpass Longsor, dari Percaya Aman hingga Tak Tahu Apa-Apa
Lanjutnya, uji coba telah dilakukan berkali-kali untuk memastikan keamanan jalur rel di titik longsor. Mulai dari kecepatan 5 km/jam hingga 20 km/jam telah dilakukan uji coba.
"Sekian kali kita lakukan uji coba dari 5 km (per jam), aman (tidak terjadi pergeseran). Kemudian 10 km (per jam), terus 20 km (per jam). Alhamdulillah tidak ada (pergeseran)," tambahnya.
Uji coba, kata dia, dilakukan untuk meyakinkan keamanan rel kereta api, meski sejak awal kejadian tak jadi kerusakan. Menurutnya, pemberhentian operasi selama hampir 3 hari meski sejak awal dirasa aman, karena perlu adanya koordinasi terlebih dahulu dengan pihak terkait, khususnya Kementerian Perhubungan.