JAKARTA - Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018 yang akan dilangsungkan di dua kota besar, yaitu Jakarta dan Palembang. Guna mendukung kelancaran perhelatan olahraga tersebut, maka pemerintah menyiapkan infrastruktur yang memadai termasuk pembangunan kereta api ringan atau light rail transit (LRT) di Jakarta dan Palembang.
Pembangunan transportasi massa modern ini menyisakan beberapa fakta menarik, terutama LRT Palembang yang menjadi salah satu transportasi modern di luar Jawa.
Berikut fakta-fakta terkait dengan pembangunan LRT Palembang sebagaimana dirangkum Okezone:
1. Mulai dibangun tahun 2015, ujicoba pertama ditargetkan Maret 2018
Proyek LRT Palembang adalah proyek multiyears, di mana peletakan batu pertama pembangunan LRT Palembang sudah dimulai sejak November 2015. Memasuki tahun keempat, kini pengerjaan LRT Palembang hampir rampung. LRT Palembang ditargetkan akan diujicoba pada Maret 2018.
Kabid Perketeraapian Dinas Perhubungan Sumatera Selatan Afrian Joni di Palembang mengatakan, sebelum dioperasikan pada Asian Games XVIII di Palembang pada 18 Agustus 2018, kereta listrik itu akan diuji coba terlebih dahulu.
"Mudah-mudahan pada Maret 2018 akan mulai uji coba sebagai sarana transpormasi massal tersebut," ujar dia.
Targetnya, pada Juni 2018, proyek tersebut dapat selesai dan mulai beroperasi.
Pengerjaan LRT Palembang telah sesuai tahapan dan tidak mengalami hambatan yang berarti. Pembangunan LRT Palembang diatur dalam Perpres 55 tahun 2016 tentang perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 116 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan LRT di Sumatera Selatan.
2. Nilai investasi mencapai Rp10,9 triliun
Nilai investasi LRT Palembang tak main-main, besarnya mencapai Rp10,9 triliun. Pembiayaan LRT Palembang 100% berasal dari Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN). Pemerintah telah menugaskan PT Waskita Karya (Persero) Tbk untuk mengerjakan proyek tersebut.
Dalam proses pembangunan, perusahaan konstruksi milik negara itu menalangi dana pembangunan terlebih dulu.
Dari total dana investasi sebesar Rp10,9 triliun yang dibutuhkan, pada Januari 2018 pemerintah baru membayar Rp1,8 triliun kepada perseroan. Dengan demikian terdapat kekurangan sekitar Rp9,1 triliun.
Lalu, pada Februari ini, pemerintah kembali memberikan suntikan dana seebsar Rp1 triliun kepada Waskita.
3. LRT Palembang sepanjang 23,40 kilometer melintasi Sungai Musi
LRT Palembang membentang dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin sampai dengan Komplek Olahraga Jakabaring sepanjang 23,40 kilometer. Jalur LRT melintasi Sungai Musi dengan bentang sungai 435 meter dan Jembatan Ampera.
Selai itu, LRT Palembang dilengkapi dengan 13 stasiun. Adapun 13 stasiun tersebut antara lain, Stasiun Sultan Mahmud Badaruddin II, Stasiun Asrama Haji, Stasiun Telkom, Stasiun RSUD, Stasiun Polda, Stasiun Demang Lebar Daun, Stasiun Palembang Icon, Stasiun Besar/Kominfo, Stasiun Pasar Cinde, Stasiun Jembatan Ampera, Stasiun Polresta, Stasiun Stadion Jakabaring dan Stasiun OPI.
Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan Prasarana LRT Sumatera Selatan Suranto mengatakan, pembangunan stasiun dan perbaikan jalan raya sebagai dampak dari pembangunan LRT adalah bagian pembangunan LRT yang paling alot.
"Ada 13 stasiun dan harus paralel dikerjakan. Stasiun itu tipikalnya sama. Kedua, perbaikan jalan raya itu tanggung jawab kami, sekarang sedang dikerjakan, kami menggunakan standar Bina Marga," jelas dia.