Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Nilai Transaksi Tambang Global Melonjak 15% di 2017

Antara , Jurnalis-Selasa, 20 Februari 2018 |07:11 WIB
Nilai Transaksi Tambang Global Melonjak 15% di 2017
Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
A
A
A

LONDON - Nilai transaksi pertambangan dan logam global mencapai tingkat tertinggi empat tahun pada 2017, menurut perusahaan akuntansi EY (dahulu Ernst & Young). Hal ini dikarenakan tekanan keuangan mereda dan perusahaan-perusahaan menjual aset-aset non-inti.

Transaksi pertambangan dan logam mencapai USD51 miliar pada tahun lalu, melonjak 15% dari 2016 serta didominasi oleh transaksi batu bara dan baja, meski volume transaksi turun 6%.

 Baca juga: Tambang Emas yang Bermasalah Bakal Ditutup

"Fokus untuk sebagian besar sektor pada 2017 adalah mengkonsolidasikan kekuatan neraca dan mempertahankan disiplin modal," EY mengatakan dalam sebuah laporan kuartalan mengenai sektor ini.

Untuk tahun mendatang, EY memperkirakan transaksi-transaksi akan didorong oleh kembalinya industri-industri ke strategi yang dipimpin investasi, bertujuan untuk membangun portofolio daripada kesepakatan-kesepakatan berorientasi divestasi yang mendominasi pada 2017.

 Baca juga: Perusahaan Tambang Emas Resahkan Warga

"Kami memperkirakan dapat melihat lebih banyak transaksi di tahun 2018 karena strategi yang dipimpin investasi mulai mendominasi, namun kembalinya konsolidasi transformasional ke seluruh industri tidak mungkin dilakukan, karena disiplin modal dipertahankan," kata pemimpin transaksi-transaksi pertambangan dan logam global Lee Downham.

Harga komoditas-komoditas seperti tembaga, seng, batu bara dan bijih besi melonjak untuk tahun kedua berturut-turut pada 2017 karena kombinasi berkurangnya pasokan dan permintaan yang lebih tinggi.

 Baca juga: Pasir dan Batu Kerikil Menjadi Emas Baru yang Diminati Dunia

Akan ada tekanan baru pada para penambang tahun ini untuk berpartisipasi dalam teknologi baterai dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, kata EY, sementara dorongan untuk berfokus pada bisnis di yurisdiksi risiko rendah akan mempengaruhi transaksi-transaksi dalam logam mulia.

Transaksi batu bara melonjak 156 persen menjadi USD8,5 miliar, karena langkah dunia untuk energi terbarukan mendorong para penambang untuk beralih dari batu bara termal.

Salah satu kesepakatan batu bara terbesar tahun lalu adalah penjualan tambang batu bara Rio Tinto, Coal & Allied Industries Limited kepada Yancoal Australia senilai USD2,7 miliar.

Transaksi baja meningkat dua kali lipat menjadi USD13,3 miliar terutama terdiri dari merger dan divestasi besar di Amerika Latin, sementara transaksi emas turun 34% menjadi USD7,3 miliar.

Uang yang dihimpun oleh perusahaan-perusahaan pertambangan dari pencatatan di bursa efek naik menjadi USD2,8 miliar, tertinggi dalam enam tahun, namun jauh lebih kecil dibandingkan dengan USD17 miliar pada 2011 di tengah puncak "boom" komoditas-komoditas.

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement