JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti membedah buku yang bertajuk "Laut Masa Depan Bangsa". Buku itu merupakan hasil karya yang ditulis langsung oleh Menteri Susi. Buku yang dikemas dalam nuansa biru dan putih itu memiliki tebal 115 halaman serta terdiri dari enam bab.
"Sebetulnya buku ini buku simpel, dibuat setipis mungkin, sesedikit mungkin yang prinsip saja. Supaya buku ini gampang ditenteng gampang dibaca dan akhirnya dimengerti oleh kita semua," ujarnya di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Rabu (28/2/2018).
Dalam pengantar bukunya, Menteri Susi sedikit mencurahkan isi hatinya sebagai seorang Srikandi di Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo. Mendapat amanah sebagai seorang Menteri, tidak pernah terpikir dalam benak Menteri Susi.
Baca Juga: Dikritik soal Anggaran, Menteri Susi Siap Diperiksa KPK
Selain itu, Menteri Susi juga sedikit berkisah tentang keindahan laut Indonesia yang tak seindah apa yang tampak di mata. Begitu kompleks persoalan yang ada di dalamnya.
Dalam buku ini dipaparkan bermulanya era reformasi kelautan, di mana Presiden Joko Widodo mencanangkan visi baru di bidang maritim, menempatkan laut sebagai masa depan bangsa.
Hal tersebut diterjemahkan Susi dalam tiga pilar pembangunan kelautan dan perikanan yakni kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan. "Itu adalah satu hal yang harus disosialisasikan kepada masyarakat dan harus dimengerti masyarakat untuk menjadi pemilik utama dari laut masa depan bangsa," kata dia.
Selain itu, dalam bukunya Menteri Susi juga memaparkan data-data terkait dengan kekayaan laut dan perikanan Indonesia misalnya, data stock ikan, ekpor dan import ikan, kesejahteraan nelayan dan lain sebagainya.
Baca juga: Sri Mulyani Kesal dengan LSM Ini, Apa Sebabnya?
Susi juga mengisahkan tentang pemberantasan penangkapan ikan secara ilegal atau illegal fishing, serta upaya Menteri Susi mendorong nelayan untuk meninggalkan penggunaan alat tangkap cantrang yang dinilai merusak lingkungan.
Dalam kesempatan kali ini, menghadirkan beberapa pembicara antaranya Jaya Suprana, Pakar Hukum sekaligus manta Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, dan Pengamat Ekonomi Faisal Basri. Bedah buku juga turut dihadiri oleh masyarakat serta netizen yang menaruh perhatian pada kekayaan laut dan perikanan Indonesia.
(Martin Bagya Kertiyasa)