Ia mengatakan, sarana LRT Jabodebek yang akan dibangun nantinya menggunakan 'moving block', sehingga 'automatic' sesuai dengan 'Grade of Automation 3' dan tidak memerlukan masinis.
"Ini merupakan pembangunan LRT paling modern untuk kelas LRT, dan Indonesia mungkin menggunakan kelas yang terbaru," ucapnya.
Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa BPPT Wahyu Widodo Pandoe menambahkan, ruang lingkup kerja sama teknologi yang akan dilakukan dengan PT INKA meliputi "review design" validasi, dan verifikasi desain; "reliability, availability, maintainability and safety" (RAMS); "Project Management"; serta pengawasan terhadap "quality process".
"Kontribusi utama BPPT secara teknis adalah dalam perhitungan RAMS untuk komponen utama yang disepakati, proses manufaktur, dan supervisi untuk 'passenger information display'," tutur Wahyu.
BPPT, lanjut Deputi TIRBR, juga memiliki fasilitas uji, perangkat lunak, dan sumber daya manusia yang mumpuni untuk meningkatkan daya saing PT INKA. Fasilitas BPPT telah siap untuk mendorong produksi kereta untuk LRT karya anak bangsa. Sementara, Direktur Teknologi dan Komersial PT INKA (Persero) Agung Sedaju mengatakan kerja sama dengan BPPT akan semakin meningkatkan kepercayaan diri PT INKA di bidang teknologi perkeretaapian.