"Dengan adanya kerja sama ini, akan ada pihak ketiga berkompeten yang mengecek hasil kerja INKA. Selama ini, kami mengerjakan sendiri dan tidak ada yang mengecek dan mengawasi. Sehingga, dengan keberadaan BPPT, membuat kami lebih 'tatak' (percaya diri) dan mempercepat dalam produksi," imbuh Agung.
Hal yang dititikberatkan dalam kerja sama teknologi tersebut adalah verifikasi perhitungan. Mulai dari verifikasi perhitungan tahan benturan, kebisingian di dalam kereta, kondisi udara, dan target RAMS yang tinggi.
Seperti diketahui, LRT Jabodebek merupakan salah satu proyek strategis pemerintah dalam rangka memberikan kemudahan dan kecepatan transportasi masyarakat. Nilai kontrak proyek tersebut mencapai Rp3,9 triliun dengan jumlah mencapai 31 rangkaian atau sebanyak 186 kereta.
Adapun, penandatanganan kerja sama BPPT dengan INKA tersebut secara langsung ditandatangani oleh Kepala Pusat Pelayanan Teknologi BPPT Yenni Bachtiar dengan Direktur Teknologi dan Komersial PT INKA (Persero) Agung Sedaju.
(Fakhri Rezy)