Sementara itu, dia menuturkan PT MRT Jakarta juga telah ditunjuk sebagai operator tunggal pengelola kawasan berorientasi transit (TOD) untuk proyek MRT fase 1 dan proyek MRT fase 2.
"Saya rasa penunjukan tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan non-fare box yang akan memastikan kelangsungan pembangunan sekaligus operasional MRT Jakarta," tutur William.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan hingga akhir Februari 2018, perkembangan konstruksi sipil dan arsitektural proyek MRT fase 1 telah mencapai 91,86 persen. Kemudian, dua set kereta MRT diperkirakan akan tiba di Jakarta pada 26 Maret 2018.
"Kehadiran MRT bisa menjadi salah satu solusi mengatasi kemacetan, dengan adanya perubahan gaya hidup masyarakat yang beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi publik, sekaligus memperbaiki kualitas udara," ungkap William.
(Fakhri Rezy)