Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pengguna Transportasi Online Tak Masalah Jika Grab Akuisisi Uber

Keduari Rahmatana Kholiqa , Jurnalis-Sabtu, 31 Maret 2018 |08:34 WIB
Pengguna Transportasi <i>Online</i> Tak Masalah Jika Grab Akuisisi Uber
Grab akuisisi Uber (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Grab Indonesia telah mengakuisisi seluruh bisnis Uber di Asia Tenggara, termasuk Uber East. Hal ini untuk mendorong pencapaian dari masing-masing perusahaan.

Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata mengatakan, akuisisi ini berguna untuk dapat lebih inklusif dan mudah diakses serta memahami pelanggan. Serta, inovasi produk yang dapat menjawab setiap kebutuhan konsumen.

"Sekarang, akuisisi Grab terhadap Uber berarti kami akan menciptakan platform yang akan melayani masyarakat Indonesia dengan lebih baik," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Senin (26/3/2018).

Sebagai satu kesatuan,lanjutnya, Uber akan dapat menggabungkan kekuatan kedua perusahaan tersebut ke dalam platform terpadu. "Di mana akan melayani kebutuhan perjalanan, pengantaran dan pembayaran jutaan orang setiap harinya di 117 kota di Indonesia," ujarnya.

Lalu, Pendiri Uber Technologies Inc Travis Kalanick, yang mundur sebagai chief executive pada bulan Juni, akan menjual hampir sepertiga sahamnya di perusahaan jasa transportasi berbasis aplikasi tersebut dengan nilai 1,4 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Penjualan saham Kalanick adalah bagian dari kesepakatan dengan sekelompok investor yang dipimpin oleh SoftBank Group Corp, yang mengambil 17,5% saham di Uber, sebagian besar dengan membeli saham dari investor awal dan karyawan.

Sayangnya, akuisisi tersebut nampaknya akan mendapatkan hambatan. Pasalnya, Komisi Persaingan Singapura (Commission of Singapore/CCS) mengatakan bahwa undang-undang persaingan Singapura melarang merger yang berujung pada pengurangan kompetisi yang substansial.

Melansir Business Insider, Selasa (27/3/2018), saat ini otoritas persaingan Singapura belum menerima pemberitahuan tentang merger. Mereka pun telah meminta kedua belah pihak untuk memperjelas rinciannya.

Karena Grab telah mengakuisisi Perusahaan Uber di Asia Tenggara, mendapatkan banyak tanggapan dari masyarakat, berikut lata mereka:

1.       Suci Cahyani (21) Mahasiswa

Sebenarnya kalau misalkan kontrak antara Uber dan Grabnya kan aku nggak tahu, tapi kalau menurut aku itu wajar saja, jadi Uber sahamnya pindah ke Grab kan dan Grab juga merefresh ulang. Pemegang saham tertinggi kan sekarang Grab, jadi nggak salah Grab kalau ngeakuisis dan menerapkan kebijakan baru di Uber, karena yang megang perusahaannya sekarang kan Grab.

Selain itu juga, kalau hal tersebut lancar, jadi Grab juga dapat dapat untung lebih besar karena megang dua sekaligus.

2.       Rudianto (26) Driver Grab

Kalau menurut saya sebagai driver belum lihat keuntungan apa yang saya dapat, dan itu juga nggak masalah. Dari berita yang saya tahu kan Cuma diambil alih saja sama Grab, jadi Uber juga masih berjalan seperti biasanya. Cuma, di bawah naungan Grab, namanya juga tetap uber. Kalau layanan baru juga pasti ada, kayak semisalnya nanti dari pihak Ubernya mengupdate aplikasinya si Grab, ya layanannya Grab banget lah.

Jadi kalau mau pesan juga masih sama seperti biasanya. Bisa jadi nanti, mungkin kalau misalnya kalau pesan Uber nggak dapat-dapat nanti yang datang Grab.

3.       Rokhimin (47) Driver Uber

Saya sudah kerja di Uber 7 bulan, saya juga belum tahu perubahannya sebagai pengemudi Uber. Terus juga nanti waktu penetapan tanggal 8 April Uber sudah nggak ada, jadi pesan lewat Grab. Jadi Grab karena sudah di ambil alih dan harus download Grab. Saya sebagai driver Uber, yang tetap mau kerja kayak gini, harus daftar ulang lagi kayak dari awal, saya juga udah daftar lagi jadi nanti dikonfirmasi tanggal 8 itu.

4.       Sarah Amalia (29) Karyawan Swasta

Gimana ya, saya nggak tahu pasti sih gimana nantinya. Saya nggak terlalu paham sih kalau masalah kayak gitu, tapi kalau pendapat saya sih itu pilihan yang tepat sih buat Uber, soalnya kan yang saya tahu dia punya utang banyak ya perusahaan Uber, mungkin karena bingung harus kayak gimana, jadinya pilihan itu yang di ambil.

5.       Agung Rahmat (35) Wiraswasta

Ya saya sebagai pengguna ojek online sih, nggak merasa dampaknya seperti apa. Cuma nanti tunggu saja pas penetapannya itu. Itu lebih ke urusan mereka kayak gimana, mungkin langkah tersebut menguntungkan Grab sama Uber. Ya saya sih nggak ada masalahnya sama sekali.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement