PONTIANAK- Provinsi Kalimantan Barat mencatat jumlah pengangguran yang ada di wilayahnya sebanyak 105.061 jiwa.
Dari angka itu, kualifikasi pendidikan sekolah dasar (SD) menempati urutan pertama dalam kategori pengangguran terbuka dengan 29,89%. Jenjang SMA/SMK 27,61%, kemudian SMP 13,64% dan Perguruan Tinggi sebesar 8,61%.
"Jumlah itu pun akan meningkat, seiring dengan kelulusan siswa di tahun 2018. Rentang waktu tidak lama, ketika kelulusan akan meningkat dan turun lagi beberapa bulan. Penurunan karena ada yang sudah bekerja hingga melanjutkan perguruan tinggi,” ungkap Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kalimantan Barat Sri Djumiadatin, Rabu (11/4/2018).
Menurutnya, dinas sendiri sudah melakukan upaya penyerapan guna mengurangi pengangguran terbuka, seperti melalui program magang pada sektor jasa. Lalu memberikan pelatihan keterampilan. Ada dua unit pelatihan yang siap menampung, di Pontianak dan Entikong (Sanggau).
Baca Juga : Angka Pengangguran Indonesia Capai Level Terendah Sepanjang Sejarah
“Ini bagian upaya kami memfasilitasi para tenaga kerja. Seperti dari program magang, ketika dengan harapan masuk ke pasar kerja sudah memiliki keterampilan dan profesional,” jelasnya.
Dia mengakui Disnakertrans dapat memberikan fasilitas meski tidak banyak. "Satu tahun ini hanya bisa 600 orang yang bisa diserap untuk dididik. Dan hampir semua bisa bekerja dan membangun pekerjaan mereka sendiri,” tuturnya.
Dari sisi sektor jasa, diakui Sri Jumiadatin masih menjadi favorit dalam penyerapan tenaga kerja. Hanya saja itu di wilayah perkotaan. “Beragam, seperti jasa pariwisata, servis AC, telepon genggam. Sektor jasa ini masih menjadi peminat bagi pencari kerja. Selama pasarnya ada, kami tetap memberlakukan magang dan diklat bagi calon tenaga kerja,” terangnya.
Namun, dia juga mengingatkan bahwa tanggung jawab untuk penyerapan tenaga kerja tidak hanya bertumpu pada pemerintah. Perusahaan-perusahaan swasta juga ikut berperan.
Baca Juga : Pengangguran Didominasi Lulusan SMK, Kemenaker: Kurikulum Sudah Tidak Pas!
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan perusahaan sektor tambang dalam menyiapkan tenaga kerja. Perusahaan akan menyiapkan calon tenaga kerja dari daerah di mana tempat perusahaan berdiri. Kemudian baru diberikan pendidikan dan pelatihan oleh Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kalimantan Barat.
“Jadi kami bekerjasama dengan perusahaan untuk mengirimkan anak-anak di sekitar perusahaan agar mendapat pelatihan. Akan kami didik selama sebulan. Pemerintah tak bisa menyelesaikan persoalan pengangguran sendiri, ada tanggung jawab sosial juga dari perusahaan,” pungkasnya.
(feb)
(Rani Hardjanti)