JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan melakukan rapat koordinasi terkait perkembangan proyek light rapid transit (LRT) bersama stakeholder terkait.
Di antaranya Kementerian Perhubungan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR), dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI).
“Hanya teknis saja, mereka laporan mengenai kemajuan-kemajuan karena saya selalu bikin rapat,” ujar Luhut di Kantornya, Jakarta, Rabu (11/4/2018).
Baca Juga: Wapres JK Sebut LRT Gagal Beroperasi Saat Asian Games
Di sisi lain, soal penentuan lokasi (penlok) jalur Dukuh Atas dan Setiabudi, Luhut menyatakan tak perlu adanya penlok. "Enggak ada, enggak perlu penlok kok itu," tukasnya.
Untuk diketahui, lambatnya penlok di beberapa titik proyek LRT menjadi salah satu hal yang dikeluhkan PT Adhi Karya.
Sementara, Direktur Jenderal Perkeretaapiaan Kementerian Perhubungan Zulfikri soal penlok Dukuh Atas dan Setiabudi mengungkapkan, pihaknya masih akan terus berkoordinasi dengan pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. "(Penlok) lagi dikoordinasikan dengan Pemda DKI," ucapnya.
Baca Juga: LRT Palembang Diresmikan Pertengahan April
Selain itu, dalam prores pembangunan LRT, Zulfikri mengungkapkan, masih terkendala pembebasan lahan. Terlebih di wilayah Bekasi Timur untuk pembangunan depo (tempat untuk melakukan perawatan rutin kereta api), membutuhkan lahan seluas 10 hektare (ha).
“Memang yang agak berat itu di Bekasi Timur, lahan depo, warga banyak yang enggak mau. Makanya dari ATR kan sekarang lagi turun terus. Tapi tadi kita coba, Kan ada mekanisme bagaimana penertiban,” ujarnya.
Di sisi lain, Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Budi Harto menambahkan pembangunan LRT hingga kini terus berproses. Untuk koridor Cawang-Cibubur sudah mencapai 59%, Cawang-Dukuh Atas 13%, serta Cawang-Bekasi Timur 36%. "Itu nanti akan di uji coba sama-sama," ujarnya.
(Dani Jumadil Akhir)