Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

World Bank Proyeksikan Ekonomi RI Capai 5,3%, Ditopang Harga Komoditas

Giri Hartomo , Jurnalis-Jum'at, 13 April 2018 |12:52 WIB
   World Bank Proyeksikan Ekonomi RI Capai 5,3%, Ditopang Harga Komoditas
Chief Economies World Bank untuk Wilayah Asia Pasifik Sudhir Shetty
A
A
A

JAKARTA - World Bank atau Bank Dunia memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2018 ini berada di angka 5,3%. Angka tersebut lebih besar dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2017 lalu yang hanya 5,1%.

Chief Economies World Bank untuk Wilayah Asia Pasifik Sudhir Shetty mengatakan, prediksi meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari mulai membaiknya ekonomi global. Tanda-tanda membaiknya ekonomi global mulai terlihat sejak 2017 lalu, terlihat dari mulai membaiknya ekonomi negara-negara di dunia.

"Ekspektasi kita adalah karena ekonomi global yang mulai membaik jadi kita ekspektasikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh (5,3%) pada tahun 2018 ini," ujarnya saat ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (13/4/2018).

Baca Juga: Bank Dunia Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,3% Tahun Ini

Membaiknya ekonomi global juga sangat berpengaruh terhadap harga mulai membaiknya harga komoditas dunia. Tentunya hal tersebut sangat positif bagi Indonesia yang masih mengandalkan harga komoditas sebagai penunjang pertumbuhan ekonominya. "Harga komoditas masih menjadi keuntungan bagi Indonesia (untuk pertumbuhan ekonomi dalam negeri)," kata Sudhir

Lebih lanjut Sudhir mengatakan, pertumbyban ekonomi Indonesia juga didorong oleh investasi dan juga konsumsi rumah tangga yang masuk di dalam negeri. Menurutnya, konsumsi pribadi maupun rumah tangga akan meningkat pada tahun 2018 ini.

 

Hal tersebut tidak terlepas dari adanya gelaran Pemilikan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada tahun ini. Menurutnya, gelaran Pemilikan pada 2018 dan 2019 justru akan mendongkrak konsumsi pribadi bukanya menghambat.

Belum lagi, setelah adanya Pilkada, investasi juga akan tumbuh lebih cepat karena ketidakpastian politik yang mulai reda. Sehingga investor mulai akan mengeluarkan uangnya. "Dan satu lagi yang kuat adalah ditunjang dengan pertumbuhan konsumsi pribadi," ucapnya.

Sebagai informasi sebelumnya dalam laporan World Bank East Asia dan Pasific Economic Update edisi April 2018, pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang di kawasan Asia Timur dan Pasifik diperkirakan akan tetap kuat. Bahkan World Bank memperkirakan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang Asia Pasific dan Timur berada di angka 6,3% di 2018.

Baca Juga: ADB Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Stagnan 5,3% sampai 2019

Sebagai salah satu contohnya, di kawasan Asia Tenggara pertumbuhan ekonomi di Thailand diperkirakan akan menguat pada 2018. Hal tersebut ditunjang dengan meningkatnya prospek untuk investasi dan konsumsi swasta.

Sementara di Filipina, pertumbuhan ekonominya diperkirakan akan tetap stabil pada tahun 2018. Sementara untuk wilayah Malaysia dan Vietnam, pertumbuhan diperkirakan akan menurun karena investasi publik moderat dan produksi pertanian yang kembali stabil setelah rebound pada tahun 2017.

Sementara untuk negara dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif lebih kecil seperti Myanmar diproyeksikan akan meningkat lebih tinggi. Hal tersebut dikarenakan harga komoditas yang lebih tinggi.

Untuk negara Laos hingga Kamboja cenderung akan tumbuh stabil dan relatif meningkat. Sementara itu pertumbuhan ekonomi Papua Nugini dapat mengalami siklus pertama akibat naiknya harga komoditas, meskipun gempa bumi yang baru terjadi bisa menganggu prospek tersebut.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement