Rahmatullah menjelaskan, depresiasi Rupiah lebih banyak disebabkan faktor eksternal. Paling dominan adalah kembali menguatnya Dolar AS terhadap mata uang utama seperti Yen Jepang dan Euro.
Di samping itu, yield global khususnya US treasury sudah mendekati 3%. Kenaikan yield treasury disebabkan antisipasi pasar global terhadap kenaikan Fed Fund Rate dalam waktu dekat.
"Juga didukung oleh data ekonomi AS yang terus bagus, di mana data inflasi kemungkinan diyakini akan mencapai target. Jadi itu yang membuat nilai tukar dolar menguat terhadap nilai mata uang utama dan emerging, serta yield nya juga mendekati naik tinggi," jelas dia.
(Fakhri Rezy)