JAKARTA - Pemerintahan Presiden Joko Widodo mendorong pembangunan yang begitu masif di berbagai sektor. Tujuannya adalah agar Indonesia bisa menjadi nevara maju dan bisa bersaingan dengan negara-negara seperti Eropa bahkan Amerika Serikat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ada dua hal yang menjadi fokus pemerintah untuk membuat Indonesia menjadi negara maju. Pertama adalah perbaikan kualitas Sumber Daya Manusia dan yang kedua adalah pembangunan infrastruktur.
"Presiden Jokowi menyampaikan di berbagai kesempatan untuk Indonesia maju harus mengejar ketertinggalan. Maka yang diidentifikasi adalah ketertinggalan apa pertama SDM kedua infrastruktur," ujarnya di Kemenristekdikti, Jakarta, Senin (7/5/2018).
Dari sisi infrastruktur lanjut Sri Mulyani, Indonesia sangat jauh tertinggal dari negara-negara. Bahkan, oleh negara yang pendapatan per kapitanya jauh lebih rendah sekalipun.
"Infrastruktur bagaimana infrastrukur masih tertinggal bahkan dibandingkan negara pendapatan per kapita yang lebih rendah dari kita," ucapnya
Sementara dari sisi SDM lanjut Ani sapaan akrabnya, perlu dilakukan peningkatan kualitas agar Indonesia menjadi negara maju di masa mendatang. Apalagi lanjut Sri Mulyani, Indonesia disebut-sebut memiliki bonus demografi yang cukup menjanjikan.
Saat ini Indonesia memiliki penduduk sekitar 257 juta penduduk yang sebagian besar berusaha produktif. Bahkan jumlah tersebut diprediksi akan terus bertambah hingga 2060 menjadi 350 juta penduduk.
"Artinya dari sekarang sampai 2050 meningkatkan jumlah populasi. Ada yang menyebut bonus demografi adalah hingga tahun 2030," ucapnya.
Oleh karena itu lanjut Ani, bonus demografi tersebut harus dimanfaatkan. Dengan cara menginvestasikan melalu alokasi anggaran khusus pendidikan sebesar 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Bonus demografi ini harus dimanfaatkan. Kalau sudah lewat mau diajarin ABC enggak akan banyak bisa," kata Sri Mulyani.
Karena menurutnya, investasi di bidang pendidikan tidak akan bisa terulang di masa mendatang. Sementara investasi di bidang lainya bisa dilakukan di masa mendatang begitu memiliki uang yang cukup.
"Timing is important. Waktu tidak tergantikan kalau dia udah usia 15 tahun dia enggak akan kembali jadi balita lagi. Ini yang membedakan kalau kita infrastruktur gap. Kalau enggak dibangun tapi aktivitas ekonominya masih bisa ditunda. Tapi enggak akan ada pengaruhnya, paling menjembatani sisi kiri dan sisi kanan. Tapi kalau manusia kalau enggak diinvestasikan sesudah itu otaknya enggak akan berkembang. Walaupun dikasih bidik misi tutorial dia enggak akan bisa menangkap apa yang diberikan," jelasnya.