Sementara itu Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Kiagus Ahmad Badaruddin menyebut jika bos FATF itu terkesan dengan komitmen Indonesia untuk menjadi anggota. Bahkan dari sisi hukum, hingga Infrastrukturnya, Indonesia disebut serius untuk menjadi anggota FATF.
"Yang kita bahas adalah mengenai peran dari masing-masing Kementerian Lembaga jadi infrastruktur hukumnya sudah oke dalam pelaksanaannya peran masing masing lembaga berjalan dengan baik. Kemudian komitmen dari masing-masing kementerian lembaga semuanya bagus tinggal kita bagaimana nanti memeprtahankan itu dan kedepannya kita bisa berjalan dengan baik," paparnya.
Dengan respons yang cukup positif, maka dirinya cukup optimis jika Indonesia akan diterima sebagai anggota FATF. Dirinya bahkan menyebut jika seluruhnya lancar, maka Indonesia bisa menjadi anggota pada tahun 2019 atau 2020 mendatang.
"Itu harus melalui suatu proses nanti kita kalau kita sudah ini kalau dia sudah setuju kita akan jadi observer dulu nanti akan dilakukan evaluasi kalau oke 2019 atau 2020 gitu kita jadi anggota," jelasnya.
(Dani Jumadil Akhir)