4. Sektor Properti Terdampak Pelemahan Rupiah
Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata mengatakan, pelemahan Rupiah tentunya akan berdampak buruk bagi sektor properti, khususnya properti dengan kelas atas atau high end. Karena mayoritas barang yang digunakan untuk pembangunan tersebut berasal dari impor.
"Kalau dolar semakin tinggi industri properti di sektor sektor tertentu yang kontennya impornya cukup tinggi menjadi sangat kesulitan. Lift misalnya itu yang pertama," ujarnya saat ditemui di Kantor Pusat DPP REI, Jakarta, Rabu 9 Mei 2018.
Sementara untuk rumah MBR, dirinya menyebut, tidak akan naik secara signifikan. Karena kebanyakan bahan baku yang digunakan merupakan konten lokal.

"Tapi secara logika seperti itu kecuali di sektor rumah rakyat enggak banyak pengaruh. Karena treatment pemerintahnya cukup kuat dan konten lokalnya banyak sekali," jelasnya.
5. Atasi Pelemahan Rupiah Jangan Hanya Andalkan Cadangan Devisa
Menurut Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik UGM Tony Prasetiantono, BI jangan berpikir mengintervensi pelemahan Rupiah dengan cadangan devisa saja. Tapi dengan kebijakan menaikkan suku bunga.
Pasalnya, sejak dolar AS menguat dan menekan mata uang tidak hanya Rupiah. Seluruh dunia mulai mengambil kebijakan untuk meninggalkan suku bunga acuan rendah.
"Kalau tidak segera merespons menurut saya telat. Kalau telat itu costly. Apa? cadev kita akan berkurang dan itu bisa membuat pasar grogi. Cepatlah BI naikkan suku bunga," ujarnya di sebuah diskusi, Jakarta, Rabu 9 Mei 2018.

Dia menegaskan, BI menaikkan suku bunga adalah opsi yang harus segera ditempuh. Sebab, fluktuasi nilai tukar bukan lagi hitungan bulan ataupun tahun, tapi detik demi detik.
6. Langkah BI Stabilkan Rupiah
Agus mengatakan, untuk menjaga kesinambungan pemulihan ekonomi, BI terus menempuh langkah-langkah stabilisasi yang diperlukan.
Di antaranya dengan tetap melanjutkan intervensi di pasar valuta asing secara terukur, stabilisasi di pasar Surat Berharga Negara (SBN), dan mengoptimalkan berbagai instrumen operasi moneter valas dan Rupiah.
Selain itu, BI juga akan membuka lelang Forex Swap untuk menjaga ketersediaan likuiditas Rupiah dan menstabilkan suku bunga di pasar uang untuk memastikan tekanan terhadap nilai tukar Rupiah terkelola dengan baik.
Lanjut Agus, BI juga tengah mempersiapkan langkah kebijakan moneter yang tegas dan akan dilakukan secara konsisten. Termasuk melalui penyesuaian suku bunga kebijakan 7-day Reverse Repo Rate dengan lebih memprioritaskan pada stabilisasi.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)