“Dua anak usaha BUMN ini memiliki potensi bisnis yang tinggi dengan kemampuannya masing-masing. Dengan bekerja sama tentu industri MRO dalam negeri akan menjadi lebih optimal baik dari segi pengembangan kapasitas dan kapabilitas maupun daya serap pasarnya,” kata Aloysius.
Sementara, Direktur Utama GMF Iwan Joeniarto mengatakan KSO yang sudah berjalan selama kurang lebih 1 tahun tersebut menunjukkan respons positif dari pasar. Menurutnya, kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan berdampak pada kebutuhan transportasi udara yang cukup tinggi.
“Peredaran pesawat jenis general aviation jumlahnya sangat besar di Indonesia, tapi untuk perawatannya masih belum digarap dengan maksimal sehingga bisnisnya diambil oleh pihak luar. GMF dan MMF melihat hal ini sebagai peluang untuk dapat membawa keuntungan bagi kedua belah pihak,” ujar Iwan.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama MMF Suharto, mengatakan pihaknya menyambut baik amandemen tersebut. Melalui kerja sama tersebut pihaknya memiliki gambaran untuk mengembangkan KSO secara serius. “Oleh karena itu kami menambahkan jenis pesawat yang dapat dikerjakan di KSO ini,” ujarnya.