Adapun defisit transaksi berjalan kuartal II-2018 tercatat USD8 miliar atau 3% dari PDB. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pada kuartal II-2018 yang hanya sebesar USD5,5 miliar atau 2,2% dari PDB.
"Sepanjang semester I-2018, defisit transaksi berjalan masih berada dalam batas yang aman yaitu 2,6% dari PDB," ucapnya.
Menurut Yati, defisit transaksi berjalan di kuartal II ini sesuai dengan aktivitas ekonomi domestik yang meningkat. Hal tersebut membuat menurunnya surplus neraca perdagangan karena tingginya impor tak sebanding dengan angka ekspor.
"Sekali lagi ini defisitnya meningkat sejalan dengan kegiatan ekonomi. Kemarin kalau pengumuman PDB terlihat pertumbuhan ekonomi didorong oleh konsumsi dan investasi serta dengan beberapa kontribusi utamanya manufaktur," jelasnya.