"Kalau sudah yang pertama kan harus diperhatikan defisit transaksi pedagang. Kedua transaksi berjalan seperti yang kamu bilang barusan. Berjalan itu lebih susah di sini. Oleh karena itu menyangkut barang jasa balas jasa dari misal dari saham dari obligasi asing yang dibeli di sini. Nah itu dia semua yang buat defisit sehingga kebijakan yang harus dibuat harus lebih banyak kemungkinannya kalo jurusan transaksi berjalan," jelasnya.
Meskipun begitu, Darmin mengaku belum bisa mengatakan detail kebijakan apa yang akan diambil. Namun yang jelas adalah bagaimana membuat agar neraca perdagangan Indonesia bisa mengalami surplus dan investasi yang masuk juga semakin banyak.
"Saya belum bisa bilang (apa kebijakannya). Kita akan dia pasti menyangkut perdagangan barang, jasa kemudian profit dari investasi dan sebagainya," tegasnya.
(Dani Jumadil Akhir)