JAKARTA – Menjadi seorang atasan bukan hal yang mudah karena punya tanggung jawab lebih besar. Salah satu tugas paling penting adalah terhadap karyawannya.
Perlu diketahui, bahwa tidak semua karyawan itu rajin. Pasti ada karyawan yang malas. Nah, kalau kamu memiliki karyawan yang malas, jangan bertindak gegabah.
Pasti ada alasan kenapa dia menjadi malas, bisa karena gajinya yang tidak naik-naik, fasilitas yang diberikan kurang, atau memang sifatnya yang memang malas.
CEO Duolingo Luis von Ahn tahu persis apa yang harus dilakukan bila terdapat karyawannya yang malas. Pendiri aplikasi pembelajaran bahasa ini pun telah dihargai USD700 juta. Baru-baru ini mendiskusikan strateginya untuk menangani karyawan yang tidak terlibat dalam wawancara dengan Financial Times.
“Kamu dapat mengubah seseorang dari orang yang malas menjadi orang yang paling berkomitmen. Jika mereka jujur dan percaya kepada perusahaan kamu. Sebagai seorang pemimpin pastinya berpikir apa yang mereka lakukan itu penting,” kata von Ahn kepada Financial Times yang dilansir dari Businessinsider.com, Selasa (4/8/2018)
“Sungguh betapa menakjubkan memotivasi untuk duduk dengan seseorang dan berkata, 'Apa yang kamu lakukan benar-benar penting?' Saya sering mengucapkannya” ujarnya
Tekniknya didukung oleh hasil survei 2016 dari LinkedIn dan Imperatif yang melibatkan 26.151 anggota LinkedIn global yang bertujuan untuk mengetahui berapa banyak karyawan yang mengoptimalkan pekerjaan mereka untuk menyesuaikan dengan pekerjaan yang penting bagi mereka.
Dari data tersebut ditemukan bahwa 73% pada tujuan profesional mereka berkata puas dengan pekerjaan mereka, dibandingkan dengan 64% dari karyawan yang tidak menyesuaikan pada tujuannya.
Von Ahn telah mengindikasikan bahwa dia sedang mencari karyawan yang mau didorong oleh sebuah tujuan. Dia mengatakan kepada Financial Times bahwa dia tidak percaya bahwa melambaikan gaji besar akan menarik kandidat teratas ke Duolingo.
"Jika itu mengharuskan kamu membayar mereka untuk datang bekerja untuk kamu, saya pikir mereka tidak akan ada di dalamnya," katanya.
"Kami lebih memilih misionaris untuk tentara bayaran." tambahnya
(Feb)
(Rani Hardjanti)