JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyatakan arah kebijakan moneter di 2019 akan tetap ketat atau hawkish. Hal ini mengingat Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed masih melanjutkan kenaikan suku bunga acuan (Fed Fund Rate/FFR) hingga tahun depan.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menjelaskan, tren pengetatan dari The Fed akan terjadi kenaikan dua kali lagi di 2018, diperkirakan pada September dan Desember, sedangkan pada 2019 akan sebanyak 2-3 kali. Saat ini suku bunga acuan The Fed berada di kisaran 1,75% - 2%.
"Sehingga di dalam proyeksi BI bahwa suku bunga AS 2019 akan naik dari 2% sampai ke 3,25%. Jadi masih ada 1,25% lagi suku bunga AS meningkat," ujarnya dalam rapat dengan Komisi XI di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (13/9/2018).
Kondisi ini pun direspons dengan kebijakan kenaikan suku bunga acuan pada Bank Sentral di negara-negara tetangga. Hal ini menunjukkan memang tren suku bunga acuan murah telah berakhir.
Mirza menyatakan, hal ini membuat BI melanjutkan arah kebijakan moneter yang ketat. Di mana Bank Sentral akan konsisten menerapkan kebijakan yang bersifat lebih mendahului atau ahead of the curve untuk menghadapi tekanan terhadap stabilitas akibat kenaikan FFR.