Berbagai isu sengaja di hembuskan oleh negara kompetitor sawit.
“Semua isu tersebut di suarakan oleh LSM berkedok lingkungan seperti Greenpeace itu. Jadi apa yang dilakukan Greenpeace dan grup musik Boomerang tersebut merupakan pesanan asing,” kata Viva Yoga.
Ironisnya, LSM dan grup musik itu personelnya justru merupakan warga negara Indonesia (WNI).
“Di mana jiwa nasionalisme mereka? Kok membela kepentingan asing ketimbang kepentingan nasional,” katanya. Dengan menghantam indus tri sawit, kata Viva Yoga, juga akan mengancam jutaan petani sawit.
Sebab di industri sawit tidak hanya dikuasai para pengusaha besar saja, tapi juga menjadi tempat jutaan petani dan pekerja menggantungkan hidupnya dari industri ini. Oleh karena itu, Viva Yoga mendesak pemerintah bertindak tegas terhadap semua LSM berkedok lingkungan yang dalam kegiatannya justru mengebiri kepentingan nasional, entah itu komoditas sawit maupun komoditas lainnya.
Sementara itu, Wakil Sekjen Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Rino Afrino mengatakan, jika kegiatan Greenpeace sampai memengaruhi kegiatan ekspor Wilmar, dampaknya akan berbuntut ke petani sawit. Tandan buah segar (TBS) petani sawit tidak bisa terjual.