Menurut dia, posisi saat ini memang masih aman. Namun, perlu diwaspadai adalah proyeksi ke depannya karena sampai akhir tahun ini hingga tahun depan rupiah masih akan terus tertekan.
”Ini berarti cadev masih akan terus tergerus. Ruang BI untuk melakukan intervensi menggunakan cadev akan semakin sempit,” ujar dia.
Selain itu, akan ada risiko, baik untuk cadev maupun untuk posisi rupiah pada tahun depan. ”Ini yang harus diantisipasi BI dan pemerintah,” ujar dia.
Piter menjelaskan, sumber tekanan terhadap rupiah belum berubah, yakni ketidakpastian global karena perang dagang, krisis Turki dan Argentina, serta kenaikan suku bunga The Fed yang diperburuk kondisi domestik karena Indonesia mengalami current accountdefisit.
Baca Juga: Rupiah Anjlok, Cadangan Devisa Turun USD3,1 Miliar ke USD114,8 Miliar
Ekonom UGM Toni Prasetiantono mengatakan, cadangan devisa saat ini USD114 miliar dinilai cukup. Namun menurutnya, BI perlu menaikkan suku bunga acuan lagi karena The Fed sudah menaikkan Fed Fund Rate (FFR) dari yang terendah 0,25% hingga kini 2,25%.