“Sedangkan untuk proyek Cikarang-Bekasi Laut saya kira ini bisa melibatkan dua pemerintah daerah antara Pemerintah Jawa Barat dan Pemerintah DKI Jakarta,” ucapnya. Dia menambahkan, terwujudnya proyek Cikarang-Bekasi Laut bisa memberikan efisiensi yang besar distribusi logistik dari Jakarta ke wilayah Jawa Barat dan sekitarnya.
“Kalau proyek ini terwujud, akan banyak efisiensi logistik yang bisa dicapai. Terutama angkutan truk tidak perlu lagi menuju ke arah Jawa Barat dan sekitarnya, cukup point to point dari gudang ke dermaga CBL,” sebutnya.
Pemerintah sendiri melalui Kementerian Perhubungan sangat mendukung keberlangsungan proyek tersebut. Sebab terwujudnya kanal baru arus barang dari darat ke sungai atau laut bisa diwujudkan mengingat jalur darat untuk logistik saat ini sudah sangat padat.
“Kita bahkan sudah terus melakukan sosialisasi kepada pengusaha bahwa banyak alternatif transportasi yang bisa dimanfaatkan untuk mengirim logistik selain lewat jalur darat. Ini akan kita dorong terus,” ungkapnya.
Sementara itu Elvyn G Masassya menjelaskan, selain proyek kanal laut Inland Waterways, perseroan juga tengah menggarap lima proyek utama yang bertujuan meningkatkan daya saing dan menekan biaya logistik nasional hingga 3,6%.
“Jadi kalau mau berdaya saing harus diperbaiki bisnis distribusinya sampai ke hilir, ini strategi kita sebagai pengelola pelabuhan, dengan harapan pada 2020 bisa menjadi world class port,” kata Elvyn kepada KORAN SINDO di Jakarta belum lama ini.
Kelima proyek strategis tersebut adalah New Priok Development (Kalibaru) dengan total investasi sebesar Rp14 triliun, Kijing Deep Sea Port di Kota Pontianak dengan investasi Rp5,02 triliun, Pelabuhan Sorong dengan investasi Rp3,2 triliun, dan terakhir Pelabuhan Tanjung Carat di Sumatera Selatan. “Dari seluruh proyek strategis tersebut, kami akan menggunakan kas internal perusahaan, kami belum berencana melakukan obligasi lagi,” imbuhnya.
(Ichsan Amin/ Heru Febrianto/ Sindonews)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)