JAKARTA - PT Surveyor Indonesia akan melakukan diversifikasi bisnis ke sektor berbasis teknologi. Hal ini untuk menghadapi revolusi industri 4.0, di mana teknologi digital menjadi kekuatan yang utama.
Direktur Utama Surveyor Indonesia Dian M Noer menyatakan, di era digitalisasi banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan karena tak mampu mengikuti perkembangan. Oleh sebab itu, diperlukan inovasi untuk keberlanjutan bisnis.
"Kami melihat fenomena itu. Apabila menghadapi persaingan akan semakin ketat baik BUMN dan swasta, kalau seperti ini juga kami tidak belajar. Maka kita harus melihat kondisi pasar yang ada," ujarnya dalam konferensi pers di Gedung Surveyor Indonesia, Jakarta, Jumat (19/10/2018).
Baca Juga: Punya Tugas di 4 Sektor, Surveyor Indonesia Targetkan Investasi Rp94 Miliar
Dia menjelaskan, perusahaan menjajaki bidang servis berbasis digitalisasi dalam bentuk data. Hal ini mengingat data baik di tingkat kementerian/lembaga, BUMN, serta swasta sering kali tidak sesuai satu sama lain.
"Ketidaksesuaian itu adalah peluang yang hanya bisa dilakukan dengan sistem," tambahnya.
Salah satu keterlibatan dalam digitalisasi yang telah dilakukan yakni memantau kapal bahan bakar minyak PT Pertamina dan PT PLN dari satu lokasi ke lokasi lainnya, serta memantau pengembangan bandara di Pulau Komodo berjalan sesuai dengan prosedur dan sistem yang ada.
Baca Juga: Ekspansi Kawasan ASEAN, Surveyor Indonesia Jajaki Pasar Vietnam
Maka menurut Dian, perusahaan perlu terus mengembangkan bisnis di sektor digitalisasi dengan menetapkan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni di dunia digital.
"Kami berpikir ini harus ada program transformasi apa yang dilakukan. Ini mulai dilakukan pertengahan tahun ini dengan program pendidikan juga akan menarik talenta tidak hanya dari pendidikan teknik tapi teknologi digital," jelasnya.
(Feb)
Follow Berita Okezone di Google News
(rhs)