JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi kuartal III 2018 diprediksi sebesar 5,14% (year on year/yoy). Angka ini lebih rendah dari realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2018 yang sebesar 5,27% yoy.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyatakan, perlambatan laju pertumbuhan ekonomi ini didorong konsumsi rumah tangga yang juga sedikit melambat.
"Konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh melambat tipis dari kuartal sebelumnya namun tetap solid di kisaran 5,1%," ujarnya kepada Okezone, Senin (5/11/2018).
Menurut Josua, melambatnya konsumsi rumah tangga terkonfirmasi dari inflasi yang melandai sepanjang periode Juli hingga September 2018. Serta terjadi peningkatan pertumbuhan kredit dan realisasi belanja sosial yang mendorong belanja masyarakat.
Baca Juga: Hari Ini BPS Umumkan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal-III 2018
"Yang juga berkontribusi pada perlambatan adalah laju net ekspor yang terkontraksi yang dipengaruhi oleh tingginya laju impor dibandingkan laju ekspor sejalan dengan perbaikan laju investasi," katanya.
Adapun yang menopang laju peningkatan konsumsi rumah tangga, ujarnya, ditandai dengan tren peningkatan dari porsi belanja dari total pendapatan masyarakat sepanjang kuartal III. "Sementara itu, pertumbuhan likuiditas perekonomian (M2) pada kuartal III juga cenderung tumbuh stabil di kisaran 6%," ujar dia.
Dia menjelaskan, pendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal III adalah investasi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang diperkirakan tumbuh sekitar 7%-7,25% yoy. Di mana pada kuartal sebelumnya tercatat 5,9% yoy.
Menurut dia, solidnya pertumbuhan investasi ditopang oleh investasi bangunan dan non-bangunan. Hal ini terindikasi dari penjualan semen yang meningkat serta aktivitas produksi industri yang juga meningkat sepanjang periode Juli hingga September 2018.
Senada, Bank Indonesia (BI) juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2018 akan lebih rendah dari kuartal sebelumnya, namun masih berada di kisaran 5%.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menyebutkan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2018 tak jauh berbeda dari kuartal I 2018, di mana pertumbuhannya 5,06%.
Baca Juga: BI: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Tak Jauh dari 5,27%
"Mungkin angkanya akan mirip seperti angka kuartal I 2018, mungkin 5,1% kurang sedikit," jelasnya dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Jakarta, Selasa 13 Oktober 2018.
Meski demikian, dia menilai, proyeksi tersebut masih sesuai sasaran Bank Sentral di mana pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran 5%-5,4%. "Kalau melihat untuk hingga akhir tahun 2018 ini akan berada di batas bawah 5%-5,4%," kata dia.
Mirza menjelaskan, rendahnya pertumbuhan ekonomi kuartal III 2018 dipengaruhi penurunan ekspor neto. Di mana pertumbuhan ekspor tidak sekuat proyeksi, di tengah impor yang tumbuh tinggi.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)