JAKARTA – Eksistensi taksi online kian menggurita di Indonesia. Alhasil, taksi konvensional pun kian tergerus.
Paling tidak, hal ini terlihat dalam kinerja keuangan dua perusahaan pengelola taksi konvensional yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dari dua emiten yang mengelola taksi, yakni PT Express Transido Utama Tbk (TAXI) dan PT Blue Bird Tbk (BIRD), siapa yang mencatatkan kinerja lebih baik?
Kinerja pengelola taksi Express, PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) tampaknya sangat buruk pada periode sembilan bulan 2018.
Anak usaha Rajawali Group ini mencatatkan rugi yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp537,96 miliar. Turun 155,7% dibandingkan akhir kuartal III-2017 yang sebesar Rp210,58 miliar.
Kinerja perseroan tertekan mulai dari penjualan dan pendapatan usaha turun 19% menjadi Rp187 miliar pada akhir September 2018 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp231,62 miliar.
Baca juga: PHK 250 Karyawan Taksi Express Karena Transportasi Online?
Hal ini diperparah dengan beban pokok penjualan dan pendapatan yang jauh lebih besar ketimbang penjualan dan pendapatan itu sendiri.
Beban tersebut tercatat Rp334 miliar, atau 178,6% dari penjualan dan pendapatan yang sebesar Rp187 miliar.
Â
Tidak hanya itu, beban umum dan administrasi Express juga kian parah. Naik 24,6% menjadi Rp147 miliar pada akhir September 2018 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp118,7 miliar.
Begitu juga dengan beban umum dan administrasi yang tercatat Rp107,4 miliar pada akhir kuartal III-2018. Naik 174,3% menjadi Rp39,19 miliar,
Tak hanya itu, beban lainnya juga naik signifikan sebesar 4.925% menjadi Rp201,1 miliar dari periode sebelumnya yang sebesar Rp4,06 miliar.