Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

IKM Jadi Tulang Punggung Perekonomian Nasional

Koran SINDO , Jurnalis-Senin, 12 November 2018 |11:24 WIB
IKM Jadi Tulang Punggung Perekonomian Nasional
Ilustrasi: Foto Okezone
A
A
A

JAKARTA – Industri kecil dan menengah (IKM) berperan menjadi tulang punggung terhadap perekonomian nasional. Sebab, IKM sebagai sektor mayoritas dari populasi industri di Indonesia, aktivitasnya dinilai membawa efek berganda yang positif untuk mendorong pemerataan kesejahteraan masyarakat.

“IKM konsisten sebagai penopang perekonomian Indonesia, bahkan menjadi salah satu sektor industri yang mampu berdiri tegak pada saat krisis moneter global,” kata Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih dalam rilisnya di Jakarta.

Kekuatan IKM di dalam negeri, tercermin dari jumlahnya yang terus meningkat. Berdasarkan catatan Kemenperin, industri kecil pada 2014 se banyak 3,52 juta unit usaha, naik menjadi 4,49 juta unit usaha di semester I/2018.

Baca Juga: Kemenperin Dorong IKM Go Global dan Go Digital

Artinya, ada penambahan hingga 970.000 industri kecil selama empat tahun belakangan ini. “Ketika mencapai 4 juta unit IKM di 2016, tenaga kerja yang terserap lebih dari 10 juta orang. Tentunya, jumlah tersebut mendominasi dari populasi tenaga kerja industri di Indonesia,” ungkap Gati.

Dia pun meyakini, jumlah IKM nasional akan semakin meningkat seiring pertumbuhan kelas menengah yang diperkirakan mencapai 70% dari total penduduk Indonesia pada 2025. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil kuartal III/2018 naik sebesar 3,88% (y-on-y) terhadap kuartal III/2017.

Peningkatan tersebut terutama di sebabkan naiknya produksi industri logam dasar, yang mencapai 18,64%. Sementara itu, sektor yang mengalami ke naikan pertumbuhan produksi tertinggi adalah industri pengolahan tembakau, hingga 32,36%.

 Baca Juga: Tingkatkan Produksi IKM, Jokowi Minta Dicarikan Desainer dari Italia dan Prancis

Gati menegaskan, pihaknya semakin gencar menumbuhkan wirausaha baru khususnya pada sektor IKM. Namun, seiring dengan perkembangan era revolusi industri 4.0, para pelaku IKM nasional dipacu untuk segera memanfaatkan teknologi terkini.

“Misalnya, kami telah memberikan pelatihan pemasaran digital bagi pengurus dan anggota Bhayangkari yang diikuti sebanyak 200 peserta di Surabaya beberapa waktu lalu,” tuturnya.

Para peserta tersebut diberikan pemahaman tentang proses produksi, standarisasi produk dan kemasan, pendaftaran Hak Atas Kekayaan Intelektual (HKI), serta fasilitas restrukturisasi mesin dan peralatan IKM. Selain itu, para peserta juga diperkenalkan tentang aplikasi IKM Digital Learning yang merupakan hasil kerja sama antara Ditjen IKM dengan Ruang guru.

“Mereka dapat merefresh materi-materi yang diberikan di dalam kelas dengan menyaksikan video materi pada aplikasi tersebut,” imbuhnya.

Baca Juga: Pemerintah Bidik 20 IKM Naik Kelas Jadi Startup

Di samping itu, peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu syarat mutlak dalam pemberdayaan IKM nasional agar lebih berdaya saing global di tengah era revolusi industri 4.0.

“Selain dengan pelatihan, pemberdayaan IKM juga perlu dilakukan melalui pendampingan. Untuk itu, dibutuhkan pembina industri yang memiliki pengetahuan dan kemampuan mumpuni,” kata Sekretaris Ditjen IKM Kemenperin Eddy Siswanto.

Eddy menyebutkan, sepanjang tahun ini, Ditjen IKM Kemenperin telah melakukan pembinaan kepada lebih dari 120 tenaga penyuluh untuk memacu daya saing IKM nasional.

Peserta itu terdiri dari Pejabat Fungsional Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan (PFPP), fasilitator manajemen mutu, analis kontrol industri pangan, dan konsultan HKI. (Oktiani Endarwati)

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement