JAKARTA - Inflasi tetap terkendali pada level yang rendah dan stabil dalam kisaran 3,5 plus minus 1%. Inflasi pada Oktober 2018 tercatat 0,28% (mtm) atau 3,16% (yoy), lebih tinggi dari deflasi 0,18% (mtm) atau 2,88% (yoy) pada bulan sebelumnya.
Baca Juga: Stok Tembus 51.000 Ton, Harga Beras Terkendali
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, inflasi pada Oktober 2018 terutama bersumber dari kelompok volatile food dan kelompok administered prices, sedangkan inflasi inti tercatat stabil. Kelompok volatile food mencatat inflasi seiring peningkatan harga beberapa komoditas pangan.
“Inflasi pada kelompok administered prices terutama dipengaruhi oleh penyesuaian harga BBM nonsubsidi (Pertamax cs),” ujar Perry, dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Jakarta, Kamis (15/11/2018).
Sementara itu, inflasi inti tercatat 2,94% (yoy), cukup stabil dibandingkan dengan inflasi inti bulan sebelumnya sebesar 2,82% (yoy). Terkendalinya inflasi inti tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya. Dengan perkembangan tersebut, inflasi secara kumulatif sampai Oktober 2018 tercatat 2,22% (ytd).
Baca Juga: Harga Beras GPM di Toko Tani Jabotabek hanya Rp8.800 per Kg
Bank Indonesia, lanjutnya, memperkirakan inflasi yang rendah masih akan berlanjut sehingga inflasi 2018 diprakirakan sekitar 3,2% (yoy). “Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi pada level yang rendah dan stabil,” tutupnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)