Dia menjelaskan, sejak awal tahun hingga hari ini (year to date/ytd) Rupiah terdepresiasi 8%, membaik dari sebelumnya sempat di level 11%. "Jadi kita menguat tajam," kata dia.
Baca Juga: Hari Kejepit, Rupiah Terus Menguat ke Rp14.545/USD

Penguatan mata uang ini ternyata tak hanya dialami Indonesia, kata Dody, juga pada Turki dan Argentina. Maka menurutnya, perbaikan ini turut didorong kondisi global yang saat ini mengarah positif, menyusul adanya pertemuan AS dengan China terkait perang dagang.
"Meskipun sifatnya ini baru sentimen yang menunggu sampai dengan pembahasan mengenai trade policy yang gambaranya, kedua negara besar itu akan meghasilkan kesepkatan yang lebih maju," jelas dia.
(Feby Novalius)