Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sederet Capaian Kementan Bangun Pertanian di Papua

Feby Novalius , Jurnalis-Rabu, 21 November 2018 |09:30 WIB
Sederet Capaian Kementan Bangun Pertanian di Papua
Pertanian (Foto: Kementan)
A
A
A

JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan pengembangan ekonomi lokal, antara lain melalui kegiatan peningkatan kedaulatan pangan, pengembangan lumbung pangan nasional Merauke. Selain itu, pengembangan industri komoditas ekonomi lokal antara lain sagu, ubi jalar, kopi, coklat, pala, buah merah, vanili dan merica, serta industri peternakan dari hulu ke hilir untuk meningkatkan pendapatan Orang Asli Papua dan fasilitasi serta penyediaan tenaga penyuluh.

Hal ini sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2017 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Dalam Rangka Mendukung Pembangunan Wilayah Papua dan Papua Barat.

Untuk mendukungnya, Kementan telah mengalokasikan anggaran untuk kegiatan pengembangan padi, padi organik, jagung, kedelai, aneka kacang dan ibu, bawang merah, bawang putih, cabai, jeruk, tanaman perkebunan baik semusim (tebu dan nilam), maupun tanaman perkebunan tahunan (sagu, kelapa sawit, kelapa, karet, kopi dan kakao), serta Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).

“Dukungan pengembangan tanaman pangan dilakukan dalam bentuk budidaya komoditas, Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO), Pengendalian Hama Terpadu (PHT), sertifikasi, distribusi Rice Milling Unit (RMU) serta peralatan pasca panen dan pengolahan lainnya,“ ujar Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri, dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Rabu (21/11/2018).

Baca Juga: Anggaran 2019 Capai Rp21,6 Triliun, Ini yang Bakal Dilakukan Mentan untuk Petani

Di Papua, sebut Kuntoro, telah berhasil mengembangkan 28.305 hektare pertanaman dan mendistribusikan saprodi sejumlah 2.696 unit selama periode 2015-2018. Produksi padi dan kedelai meningkat masing-masing 54.376 ton dan 5.998 ton atau naik sebesar 23% dan 93%.

Sementara itu, di Papua Barat, lanjutnya, seluas 14.537 hektare pertanaman tanaman pangan telah dapat dikembangkan dan sejumlah 12.636 sarana dan prasarana telah didistribusikan pada periode 2015-2018. Peningkatan produksi padi sejumlah 2.517 ton atau 8,33% dan jagung sejumlah 1.954 ton atau 86,31% dapat dicapai pada periode tersebut.

"Untuk kegiatan pengembangan komoditas hortikultura dilaksanakan di Kabupaten Biak Numfor, Merauke, Kerrom, Lanny Jaya, Nabire, Tambraw dan Sorong. Dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018, Kementan telah berhasil mengintensifkan dan menambah luasan dari 235 hektare menjadi 1.048 hektare atau naik menjadi 1.283 hektare," sebut dia.

Kuntoro menambahkan, pengembangan komoditas perkebunan pada periode tahun 2014 – 2018 dilaksanakan dengan rata-rata alokasi anggaran sebesar Rp 9,25 miliar dan rata-rata fisik volume seluas 1.420 hektare. Kinerja serapan pembangunan perkebunan di provinsi Papua mencapai rata-rata 83,75% per tahun.

"Sedangkan kinerja capaian fisik mencapai 78,76%. Kinerja ini di tahun 2018 posisi triwulan III," ucapnya.

Baca Juga: Peternak Ayam Cianjur dan Sukabumi Apresiasi Kementan Kawal Langsung Pendistribusian Jagung

Lebih lanjut Kuntoro mengatakan kegiatan KRPL diharapkan dapat mendorong kegiatan percepatan penganekaragaman dan konsumsi pangan serta memperkuat ketahanan pangan masyarakat. Kegiatan ini dilakukan melalui pembangunan kebun bibit, demplot, dan kebun sekolah.

"Kegiatan KRPL pun mengutamakan sumber daya lokal disertai dengan pemanfaatan pengetahuan lokal (red.local wisdom) dengan pembiayaan per kelompok sebesar Rp50 juta," tuturnya.

Kuntoro menjelaskan kelompok di Papua dari total alokasi 104 kelompok, 21 kelompok di antaranya dialokasikan di wilayah stunting. Yakni tersebar di 3 kabupaten yakni Kabulaten Jayawijaya 7 kelompok, Dogiyai 6 kelompok dan Lanny Jaya sebanyak 8 kelompok.

"Sedangkan di Papua Barat dari total alokasi KRPL sebanyak 69 kelompok, sebanyak 16 kelompok berada di wilayah stunting yaitu sebanyak 8 kelompok di Kabulaten Tambrauw dan 8 kelompok di Sorong Selatan," jelasnya.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement