Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tarif Listrik Tak Naik Tahun Depan, Ini Kata Bos PLN

Giri Hartomo , Jurnalis-Selasa, 27 November 2018 |17:32 WIB
Tarif Listrik Tak Naik Tahun Depan, Ini Kata Bos PLN
Ilustrasi: Foto Koran Sindo
A
A
A

JAKARTA - Pemerintah memutuskan untuk tidak menaikkan tarif listrik hingga tahun 2019. Tujuannya adalah agar daya beli masyarakat bisa tumbuh sebab penghasiln yang didapat oleh masyarakat dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih produktif.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir mengatakan, pihaknya tidak masalah jika tarif listrik kembali tidak naik hingga tahun depan. Sebab, perseroan sudah memiliki pengalaman dalam empat tahun terakhir belakangan ini untuk tidak menaikkan tarif listrik.

“Jadi bagaimana kemarin mimpi kami sama-sama tarif bisa dipertahankan, alhamdulillah di tahun keempat ini masih bertahan tidak ada kenaikan," ujarnya saat ditemui di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (27/11/2018).

Baca Juga: Rupiah Menguat Beban PLN Berkurang

Selain itu lanjut Sofyan, perseroan juga terbantu oleh banyaknya industri yang masuk ke dalam negeri. Banyaknya para pelaku industri yang masuk dan berkepansi ke alam negeri membuat beban tidak ada kenaikan tarif listrik tersebut bisa ditutupi.

"Ini juga yang selama ini datangkan industri baru dan PHK tertekan luar biasa karena tarif bagi industri tidak ada kenaikan. Itulah yang justru amankan kondisi PLN,” ucapnya.

Ditambah lagi, nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sudah mulai menguat dalam beberapa hari terakhir ini. Adapun saat ini nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS sudah meyentuh angka Rp14.492 per USD.

 Baca Juga: Sempat Ditunda, Proyek 35.000 Mw Direvisi Lagi

Menurut Sofyan menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS belakangan ini membuat kerugian perseroan mulai sedikit berkurang. Sebab menurtnya, penguatan kurs ini juga berarti beban operasional perseroan juga mulai berkurang.

Selain penguatan Rupiah, berkurangnya kerugian perseran juga disebabkan turunnya harga minyak dunia hingga ke level USD50 per barel. Menurutnya ini sangat penting sebab dalam operasionalnya, PLN juga masih menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) milik Perseroan.

“Iya, lebih baik dalam arti operasional kita bisa lebih baik karena kemarin kan kita rugi kurs. (Penguatan Rupiah) ini justru akan mengurangi (kerugian PLN),” kata Sofyan.

 Baca Juga: Presiden Jokowi Tidak Akan Naikkan Tarif Listrik hingga Akhir 2019

Sebagai informasi, di kuartal III-2018, PT PLN (Persero) mencatatkan kerugian sebesar Rp18,4 triliun. Kinerja keuangan PLN mengalami penurunan dibanding kuartal III 2017 yang berhasil meraup laba bersih Rp3,06 triliun.

Dikutip dari laporan keuangan PLN untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2018 dan 2017, jumlah beban usaha PLN naik menjadi Rp 224 triliun dari Rp 200,31 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Kenaikan beban usaha terutama dari biaya bahan bakar dan pelumas yang melonjak dari Rp85,28 triliun di kuartal III 2017 menjadi Rp101,87 triliun pada kuartal III tahun ini. Biaya pembelian tenaga listrik juga meningkat dari Rp53,54 triliun menjadi Rp60,61 triliun.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement