JAKARTA - Microsoft dengan cepat menyalip Apple sebagai perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar paling tinggi di dunia. Hal tersebut terungkap dalam data dari Refinitiv.
Kenaikan market cap Microsoft dipicu oleh traksi lanjutan dengan cloud computing serta kemampuannya untuk menghindari kerugian dalam persaingan di sektor teknologi baru-baru ini.
Microsoft melewati Apple di pasar terbuka dengan nilai yang tipis. Microsoft memiliki kapitalisasi pasar USD815,8 miliar, sedangkan Apple dengan nilai sebesar USD815,5 miliar.
Baca Juga: Saham Microsoft hingga Facebook Merosot, Wall Street Ditutup Melemah
Apple pertama kali melewati Microsoft untuk menjadi perusahaan paling berharga di dunia pada 2010. Hal itu dikarenakan bisnis perangkat keras konsumennya berkembang dengan pesat, sementara Microsoft mengalami kesulitan. Saat ini Microsoft berkembang pesat dan berfokus bukan pada konsumen melainkan pada pelanggan perusahaan.
Di bawah naungan CEO Satya Nadella, Microsoft telah bertaruh selama bertahun-tahun pada komputasi awan. Hal ini memposisikan Microsoft sebagai salah satu dari dua pemain dominan bersama dengan Amazon di pasar yang berkembang pesat serta mendorong perusahaan ke penjualan pertamanya yang bernilai USD100 miliar.
Sementara itu, Apple telah melihat sahamnya turun di tengah kekhawatirann mengenai sedikitnya permintaan iPhone yang dinilai terlalu mahal. Untuk itu Apple menghentikan penjualan unit smartphone.
“Microsoft tidak perlu khawatir tentang pasar "flat-lining" untuk smartphone yang mengganggu Apple,” kata Dan Morgan, Manajer Portofolio Senior Synovus Trust, dikutp dari laman CNN, Jakarta, Rabu (28/11/2018).
Baca Juga: Kenaikan Laba Alphabet, Microsoft dan Amazon Bawa Pasar Saham Asia Menguat
"Langkah besar Microsoft yang telah dibuat di ruang Cloud, lebih berfokus pada perusahaan," kata Morgan.
Google dan Facebook semakin di garis bidik regulator atas privasi data. Menurut data terakhir, nilai pasarnya turun sebanyak 40% dari puncaknya pada Juli karena investor khawatir tentang reaksi privasi jangka panjang.
Namun, anehnya nasib Microsoft, yang digugat 20 tahun lalu oleh Amerika Serikat karena terlibat dalam perilaku antikompetitif, regulasi tiba-tiba menjadi salah satu kekuatan dalam industri teknologi.
"Untuk pertama kalinya dalam dua dekade, Microsoft berada di sisi kanan dari diskusi regulasi," kata Brad Reback, seorang analis yang melacak Microsoft di Stifel.
(Feby Novalius)