Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Perang Dagang AS-China dan Gerak IHSG-Rupiah

Koran SINDO , Jurnalis-Senin, 03 Desember 2018 |09:58 WIB
Perang Dagang AS-China dan Gerak IHSG-Rupiah
Ilustrasi: Foto Shutterstock
A
A
A

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini diperkirakan cenderung bergerak mendatar. Sentimen dari luar negeri akan mendominasi pergerakan indeks dibandingkan sentimen dari dalam negeri.

Dalam sesi perdagangan terakhir Jumat (30/11) lalu, IHSG berada di tren negatif karena turun 51,043 poin (0,84%) ke 6.056,125. Namun, indeks mencatatkan penguatan 0,83% dibandingkan dengan penutupan pekan lalu di level 6.056. Investor asing masih mencatatkan aksi net sell pada pekan lalu sebesar Rp592 miliar.

 Baca Juga: AS-China Sepakati Gencatan Perang Dagang

Associate Director Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus memprediksi indeks akan bergerak di kisaran 6.050-6.085. Dia melihat indeks pada Desember hanya efektif sebanyak maksimal tiga pekan.

“Faktor sentimen liburan ini yang akan menurunkan transaksi. Sedangkan kondisi hingga akhir tahun ini akan tergantung pada pertemuan makan malam antara Trump dan Xi Jinping di Forum G20 Summit,” ujar Maximilianus.

 Baca Juga: Rupiah Menguat ke Rp14.260/USD Pasca Gencatan Perang Dagang AS-China

Dia mengatakan, pertemuan keduanya akan memberikan dampak besar yang bisa berdampak pada pasar global. Ini akan menjadi tolok ukur seberapa jauh China akan membuka diri terhadap perdagangan global.

Namun, cerita yang menarik ada dibaliknya. Kalau kita lihat, meskipun Amerika memberikan sanksi tarif impor terhadap China, namun yang terjadi adalah defisit perdagangan Amerika terhadap China justru memecahkan rekor. Karena mitra dagang terbesar bagi AS adalah China, begitu pun dengan sebaliknya.

“Mereka butuh satu sama lain. Khususnya Amerika yang mengimpor banyak hal dari China sehingga menjadi mitra dagang nomor satu untuk AS. Memang benar ekonomi China melambat, tapi dengan sumber daya yang dimilikinya ini hanya sementara,” ujarnya.

 Baca Juga: Awali Desember, IHSG Menguat Tajam ke 6.136

Sementara itu, Head of Research BNI Sekuritas Norico Gaman memprediksi IHSG sepekan diperkirakan masih akan melanjutkan penguatannya menguji level 6.200. Hal ini seiring dengan tren menguatnya nilai tukar rupiah pada USD dan meningkatnya konsumsi masyarakat menjelang Natal dan Tahun Baru.

”Kondisi ini juga diharapkan mampu mendorong positif pertumbuhan ekonomi di kuartal akhir,” kata Norico, kemarin.

Dalam paparannya, Chief Economist Bank Mandiri Anton Gunawan memberikan proyeksi hingga ke tahun depan masih sangat dipengaruhi ketidakpastian dari kondisi global.

Dia meragukan pernyataan pemerintah yang optimistis kurs rupiah terhadap USD bisa kembali ke level Rp13.000 dari posisi terakhir pekan lalu masih berada di level Rp14.281.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement