Dia menekankan bahwa Doha akan terus mematuhi semua komitmennya seperti produsen minyak non-OPEC lainnya.
Keputusan itu tidak terkait dengan boikot politik dan ekonomi Qatar yang diberlakukan sejak Juni 2017 oleh pemimpin de facto OPEC Arab Saudi dan tiga negara Arab lainnya, tambahnya.
Dia mengatakan, Doha akan fokus pada potensi gasnya. "Karena itu tidak berguna menempatkan upaya-upaya dan sumber daya dan waktu dalam sebuah organisasi di mana kami adalah pemain yang sangat kecil dan saya tidak memiliki suara dalam apa yang terjadi."
Tercatat, Qatar telah menjadi anggota OPEC selama 57 tahun, memiliki produksi minyak hanya 600.000 barel per hari (bpd), sangat jauh jika dibandingkan Arab Saudi yang memproduksi minyak 11 juta bpd.
Baca Juga: Indonesia Dipinang Kembali OPEC, Bagaimana Jawaban Arcandra?