Dia menekankan, Indonesia tak boleh berbangga hanya menjadi pemakai produk halal yang bahkan hasil impor, sebab seharusnya menjadi pelaku ekspor produk halal. “Saya berpikir masa kita harus impor bumbu dari Thailand, juga masa kita harus pakai baju koko dan hijab impor dari Cina," imbuhnya.
Baca Juga: Potensi Industri Halal Diperkirakan Tembus USD3,1 Triliun pada 2022
Oleh sebab itu, Indonesia harus lebih mendorong pengembangan baik dari produk makanan, fashion, hingga pariwisata halal. Sehingga industri syariah dapat berkembang dan berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional.
"Ini merasa kita harus suarakan bahwa Indonesia tidak boleh bangga dan lengah hanya jadi pemakai, bukan produksi. Tapi kita harus dapatkan nilai ekonomi (dari industri syariah), jadi tidak hanya belanjakan tapi juga sejahterakan ekonomi kita," kata dia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)