Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Migas Masih Jadi Pemicu Terjadinya Defisit Perdagangan

Yohana Artha Uly , Jurnalis-Senin, 17 Desember 2018 |15:35 WIB
Migas Masih Jadi Pemicu Terjadinya Defisit Perdagangan
Ilustrasi: Shutterstock
A
A
A

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data neraca perdagangan pada November 2018 mengalami defisit sebesar USD2,05 miliar. Kondisi ini semakin dalam dari defisit di Oktober 2018 yang sebesar USD1,82 miliar.

Adapun defisit November 2018 menjadi yang tertinggi sepanjang tahun ini. Secara rinci, laju ekspor Indonesia pada Oktober 2018 sebesar USD14,83 miliar, sementara laju impor mencapai USD16,88 miliar.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, realisasi ini masih disebabkan impor migas pada November 2018 yang tercatat cukup tinggi ketimbang ekspor migas. Di mana impor migas mencapai USD2,84 miliar atau turun 2,80%, sedangkan ekspor migas sebesar USD1,37 miliar atau turun 10,75% dibanding Oktober 2018.

Baca Juga: Neraca Perdagangan November 2018 Defisit USD2,05 Miliar

Dengan demikian, terjadi defisit migas sebesar US1,46 miliar pada November 2018. Adapun untuk non migas tercatat surplus USD594,1 juta, di mana nilai impor sebesar US278,5 juta dan ekspor sebesar USD872,6 juta.

“Di sektor migas minyak mentah dan hasil minyak nilai impornya lebih tinggi sehingga defisit, sementara untuk gas masih alami pertumbuhan positif atau surplus,” ujar Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Kamis (15/11/2018).

Dia menjelaskan, secara rinci impor minyak mentah USD857,6 juta atau turun 2,37%, hasil minyak USD1,69 miliar atau turun 1,63%, dan gas USD278,5 juta atau turun 10,51%.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement