Meski sebagian aset tetap bernilai sama atau mengalami penyesuaian, namun kata Ricketts, kita tidak bisa berasumsi bahwa baby boomers akan memiliki aset ini sampai 'masa penyerahan'. "Rumah dan properti mungkin harus dilikuidasi saat pensiun untuk mempertahankan standar hidup.
Maka, meski aset itu tidak hilang dari ekonomi, tapi aset ini tidak dipertahankan dan kemudian diwariskan."
Rencana cadangan
Bahkan saat perpindahan aset itu terjadi dan berdampak pada kekayaan milenial, namun menurut Ricketts, masih ada faktor waktu yang harus dipertimbangkan.
Dalam ringkasan laporan St. Louis Fed's Demographics of Wealth, para peneliti berkesimpulan bahwa akumulasi kekayaan keluarga di Amerika, yang kepala keluarganya lahir sebelum 1980, akan lebih rendah 34% dari angka rata-rata.
"Keluarga-keluarga ini mencapai titik penting keuangan (kepemilikan rumah, membesarkan anak, menyimpan untuk pensiun) dengan akumulasi kekayaan yang menurun," kata Ricketts.
"Keuntungan besar di masa depan tidak akan membantu keluarga ini memenuhi tuntutan keuangan. Dengan kata lain, janji akan warisan di masa depan tidak akan membantu memenuhi uang muka untuk pinjaman rumah."
Jika Anda termasuk milenial yang berharap akan dukungan dana, maka model yang dicontohkan Donovan tampaknya tak akan berlaku buat Anda.
Boleh-boleh saja berharap pada warisan, tapi itu tidak bisa jadi andalan utama dalam operencanaan hidup Anda. Bahkan untuk rencana cadangan pun, Anda mungkin akan menunggu terlalu lama.
Dan seiring dengan generasi tua yang terus bergulat dengan simpanan pensiun dan hidup lebih lama dengan uang yang lebih sedikit, maka para milenial yang ingin menabung untuk masa pensiun bisa melihat opsi yang paling terbukti bisa diandalkan: menyimpan uang dengan risiko yang paling rendah.
Keuntungan dari tingkat bunga tinggi di ekonomi ini tentu tak terdengar semenyenangkan seperti harta warisan, tapi bukankah milenial terbiasa untuk menerima situasi?
(Dani Jumadil Akhir)