“Kita sedang evaluasi. Pertama karena tidak hanya terjadi di kita saja. Ada juga di aliran sungainya sehingga perlu didiskusikan untuk mapping penanganannya. Sebab ada masalah sedimentasi juga dan curah hujan tinggi serta ditambah air laut pasang. Jadi kombinasi alam dan topografi wilayah,” katanya. Sementara Kepala BBPJN XIII Makassar Miftachul Munir mengaku pihaknya akan melakukan evaluasi pas ca kejadian itu. Dia enggan menyalahkan pihak mana pun, dia menyebut semua stake holder mesti bekerja sama melakukan pembenahan. Dia mengatakan, yang perlu dibenahi salah satunya kondisi bangunan silang seperti sipon, gorong-gorong, talang, dan alur pembuangan yang tidak lagi pas.
Apalagi setelah pengerjaan proyek KA yang mengubah kondisi aliran pembuangan air. Luas dan letak bangunan silang itu dirancang untuk kondisi sebelum hadirnya proyek KA Trans-Sulawesi sehingga perlu dievaluasi kondisi itu baik oleh BBPJN XIII Makassar, BBWS Pompengan-Jeneberang, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Alam Sulsel maupun Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur.
(Mustafa Layong)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)