JAKARTA - Pemerintah belum memutuskan tarif kereta Light Rail Transit (LRT) Jabodebek yang akan beroperasi tahun 2019. Seperti diketahui, kereta LRT Jabodebek ditargetkan beroperasi pada pertengahan 2019.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mengatakan, tarif LRT masih dalam tahap kajian di PT KAI (Persero). Setelah melalui pembahasan, nantinya tarif tersebut diajukan kepada Kementerian Perhubungan.
"Hitung-hitungan tarifnya juga belum ada. Ini kan nanti karena investasinya KAI, mereka akan mengajukan," ujarnya saat ditemui di Stasiun Gambir, Jakarta, Senin (31/12/2018).
Baca Juga: LRT Jabodebek Bakal Dioperasikan Tanpa Masinis
Setelah tarif ditentukan, barulah pemerintah menyiapkan anggaran untuk subsidi tiketnya lewat Public Service Obligation (PSO). Pemberian subsidi tersebut menurutnya sebuah kewajiban bagi pemerintah untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.
"Itu kan memang kita punya kewajiban ngasih (subsidi) ya nanti kita hitung lagi karena kita sesuaikan tentunya," jelasnya.
Sebagai informasi, sebelumnya pemerintah akan menerapkan tarif Light Rail Transit (LRT) Jabodebek sekitar Rp12.000. Dengan tarif tersebut, diharapkan membuat masyarakat berpindah dari kendaraan pribadi ke transportasi massal.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuturkan, dengan tarif sebesar ini, masyarakat yang dilewati rute LRT bisa menghemat pengeluarannya untuk transportasi. Contohnya, masyarakat yang tinggal di wilayah Cibubur.
Budi mengungkapkan, murahnya tarif LRT ini merupakan bentuk insentif atau imbalan bagi masyarakat yang mau menggunakan transportasi umum.
Baca Juga: Dewan Transportasi Usul Tarif LRT Jakarta Rp10.800, Kalau Disubsidi?
Hal tersebut sama seperti saat masyarakat menggunakan mode transportasi umum lain seperti kereta, maka cukup membayar dengan tarif yang murah, ketimbang menggunakan kendaraan pribadi.
"Nanti LRT kita terapkan tarifnya hanya Rp12 ribu. Padahal tarif komersialnya Rp25 ribu. Yang Rp12 ribu ditanggung oleh pemerintah. Dia dari cibubur naik taksi bisa Rp200 ribu. Naik bus bolak-balik bisa Rp50 ribu. Ini cuma Rp12 ribu," ujarnya belum lama ini.
(Dani Jumadil Akhir)