"Harga komoditas tidak terlalu tinggi, kemudian dikhawatirkan apabila China perekonomiannya melemah ekspor kita ke China akan menurun. Oleh sebab itu bisa berdampak kepada pertumbuhan perekonomian kita, terutama ekspor kita," jelasnya.
Di sisi lain, lanjut Rosan, pemerintah juga perlu menggenjot investasi yang merupakan salah satu sektor penggerak dari pertumbuhan ekonomi nasional. Investasi yang bisa adalah produk-produk manufaktur jadi yang berorientasi ekspor.
"Domestic consumption kita kelihatannya cukup baik dan dari segi indsutri juga diharapkan kalau kita lihat pertumbuhan industri sampai 5,3-5,4% yang mana melebih pertumbuhan GDP kita. Karena biasanya pertumbuhan industri kita kan selalu di bawah GDP. Dengan itu diharapkan pertumbuhan kita akan jauh lebih baik pada tahun 2019 ini," jelasnya.
(Feby Novalius)