South Seas Bubble 1719-1720
South Seas Bubble 1719-1720 menunjukkan apa yang bisa terjadi ketika spekulan mengabaikan beberapa batasan penting pada skema mereka. Pada awal abad ke-18, ekonomi Inggris menderita karena pengeluaran berlebihan pemerintah.
Akibatnya, investor tertarik dengan kisah-kisah emas berlimpah di Amerika. Untuk memanfaatkan kekayaan ini, South Seas Company dibentuk.
Pada akhir 1720, saham South Seas Company bernilai sekitar 37 juta pound. Tentu saja Spanyol menolak mengizinkan petualangan Inggris untuk menghapus emas mereka. Gelombang kejut yang dihasilkan melumpuhkan ekonomi Inggris dan membuat banyak investor kolaps.
Baca Juga: Sri Mulyani Tingkatkan Kewaspadaan Gejolak Ekonomi Global
Tipper dan See-Saw 1621
Ketika negara-negara dengan cepat meningkatkan utangnya untuk membiayai perang, hasilnya tidak pernah baik.
Pada abad ke-17 tidak ada cara untuk memastikan perpajakan efektif sehingga negara-negara Kekaisaran Romawi Suci mulai mencetak uang sendiri. Kekaisaran mengeluarkan koin dari peredaran, meleburnya dan mencampurkan dengan logam bernilai lebih rendah.
Koin-koin yang direndahkan ini kemudian dihabiskan di wilayah asing, untuk membatasi kerusakan ekonomi. Pada akhirnya, koin yang dikembalikan ke wilayah Kekaisaran Romawi Suci dalam bentuk pajak. Ketika masyarakat menjadi sadar akan praktik tersebut, terjadi kerusuhan, tentara menolak untuk menerima koin.
Uang Hog Bermuda 1616-1624
Beberapa perusahaan dagang yang kuat mendorong ekspansi Kerajaan Inggris pada abad ke-17 dan 18. Kepulauan Bermuda dijajah dengan bantuan beberapa perusahaan ini.
Setelah koloni didirikan, para penjajah dipekerjakan. Ketika Daniel Tucker diangkat menjadi Gubernur Bermuda, ia memperkenalkan kredit dan koin sendiri dari kuningan. Karena berbagai persoalan, para penjajah akhirnya menggulingkan gubernur.
Kehancuran ekonomi total tak terelekkan terlebih Bermuda hanya sebuah pulau terisolasi. Tanpa sistem moneter, penjajah menggunakan tembakau sebagai bentuk mata uang.