JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat realisasi investasi di tahun 2018 mencapai USD6,8 miliar. Angka tersebut hanya tumbuh tipis dibandingkan target yang sudah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar USD6,2 miliar.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan, tidak tumbuh cepatnya investasi di sektor pertambangan karena memang belum ada investor baru yang datang. Sehingga tambang yang beroperasi bukan tambang baru, melainkan tambang-tambang lama yang produksinya sudah berjalan.
"Saya kira karena wilayah baru itu masih belum banyak yang dilelang, jadi untuk eksplorasi baru tidak ada. Tahun ini mirip-mirip saja, belum ada eksplorasi yang besar-besaran,” ujarnya dalam acara paparan kinerja di Kantor Ditjen Minerba, Jakarta, Rabu (9/1/2019).
Baca Juga: Perusahaan Ini Incar Saham Tambang Emas di Papua Nugini
Menurut Bambang, belum adanya investor baru disebabkan oleh beberapa variabel seperti masalah perizinan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH). Di sisi lain ada juga masalah kontrak yang belum rampung deal dengan calon investor tersebut.