Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tak Ada Investor Baru di Sektor Tambang, Begini Penjelasan KESDM

Giri Hartomo , Jurnalis-Rabu, 09 Januari 2019 |15:26 WIB
Tak Ada Investor Baru di Sektor Tambang, Begini Penjelasan KESDM
Ilustrasi: Foto Shutterstock
A
A
A

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat realisasi investasi di tahun 2018 mencapai USD6,8 miliar. Angka tersebut hanya tumbuh tipis dibandingkan target yang sudah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 sebesar USD6,2 miliar.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan, tidak tumbuh cepatnya investasi di sektor pertambangan karena memang belum ada investor baru yang datang. Sehingga tambang yang beroperasi bukan tambang baru, melainkan tambang-tambang lama yang produksinya sudah berjalan.

"Saya kira karena wilayah baru itu masih belum banyak yang dilelang, jadi untuk eksplorasi baru tidak ada. Tahun ini mirip-mirip saja, belum ada eksplorasi yang besar-besaran,” ujarnya dalam acara paparan kinerja di Kantor Ditjen Minerba, Jakarta, Rabu (9/1/2019).

Baca Juga: Perusahaan Ini Incar Saham Tambang Emas di Papua Nugini

Menurut Bambang, belum adanya investor baru disebabkan oleh beberapa variabel seperti masalah perizinan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH). Di sisi lain ada juga masalah kontrak yang belum rampung deal dengan calon investor tersebut.

"Ada beberapa macam, ada beberapa variabel. Satu beban rencana, menunda investasinya karena beberapa hal seperti izin IPPKH. ada yang menunda karena kontraknya belum fix. Ini kan belum ada investasi baru," jelasnya.

Di sisi lain lanjut Bambang, ada beberapa tambang eksplorasi yang belum laku hingga saat ini. Tercatat ada sekitar 10 lelang pertambangan yang akan dilakukan lelang pada tahun ini yang nantinya proses lelang tersebut akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah.

Lelang 10 wilayah tambang itu merupakan bekas Izin Usaha Pertambangan (IUP). Salah satu wilayah tambang lelang yang belum laku adalah tambang Silo di Jember, Jawa Timur, yang sempat diprotes warga sekitar.

“Kalau di Jatim ada Tambang Silo. Ada 4 itu nikel di Sulawesi Tenggara. Yang Antam nunggu Ombudsman evaluasi baru keluar IUP eksplorasi. Kalau lelang selesai, (investasi) bisa lewat dari target,” jelasnya.

Baca Juga: Aturan Perpanjangan Kontrak Tambang Batu Bara Diubah

Pada tahun ini sendiri, Kementerian ESDM memasang target yang sama dengan 2018 yang lalu yakin USD6,2 miliar. Bambang mengaku optimis target tersebut bisa tercapai mengingat pihaknya akan melelang sekitar 14 wilayah tambang di tahun ini.

Adapun rinciannya adalah 10 tambang nantinya akan dilelang oleh Pemerintah Daerah yang merupakan wilayah tambang eksplorasi. Sedangkan 4 sisanya merupakan, wilayah pertambangan yang belum laku di tahun 2018 lalu.

"Lelang? Sisa kemarin empat. Yang diberikan ke daerah ada 10. Tambahan baru lebih dari 20. Paling tidak ada 10 plus empat. Yang kemarin diberikan daerah 10," jelasnya.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement