DAVOS - Perekonomian dunia tahun ini diprediksi menghadapi tantangan berat. Ini terlihat dari turunnya proyeksi pertumbuhan ekonomi yang dirilis Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/ IMF), yakni menjadi 3,5% pada 2019 dan 3,6% pada tahun berikutnya.
Proyeksi terbaru yang disampaikan langsung oleh Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde itu lebih rendah dibandingkan outlook Oktober tahun lalu, yang pertumbuhan ekonomi globalnya dipatok 3,7% pada 2019 dan 2020.
Perkiraan suramnya perekonomian global sejalan dengan perlambatan ekonomi di China, yang kemarin melaporkan pertumbuhan ekonominya hanya 6,6% sepanjang 2018, terendah dalam 28 tahun terakhir. Melambatnya pertumbuhan ekonomi China dan global harus diantisipasi oleh pemerintah Indonesia karena bisa menekan ekspor Indonesia ke Negeri Panda.
Baca Juga: IMF: Pertumbuhan Ekonomi Global Tahun Ini Lebih Rendah
Menurut peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira, saat ini porsi ekspor Indonesia ke China tercatat 15% pada 2018 atau USD24,3 miliar.
“Melemahnya permintaan China akan membuat harga komoditas dalam proses pemulihan yang lebih lama baik minyak mentah, batu bara, sawit, dan karet,” kata Bhima saat dihubungi kemarin.